Siapa yang tidak kenal dengan “sunshine vitamin” atau vitamin D? Tentunya, kita sudah sering mendengar pentingnya asupan vitamin D khususnya di masa pandemi covid-19. Tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa, ternyata vitamin D juga dibutuhkan oleh anak-anak, loh. Lantas, apa sebenarnya manfaat vitamin D untuk anak? Berikut penjelasannya.
Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin larut lemak yang dikenal dengan nama kalsiferol. Terdapat dua bentuk lain vitamin D yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Meskipun berbeda, namun tubuh tetap menyerap keduanya dengan efektif.
Berapa Kebutuhan Vitamin D Anak Dalam Sehari?
Kebutuhan asupan vitamin D harian tercantum dalam tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019 yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dalam Permenkes Nomor 28 tahun 2019.
Menurut AKG tahun 2019, anak usia 0-11 bulan perlu memenuhi kebutuhan rata-rata vitamin D sebanyak 10 mcg per hari. Sedangkan, rata-rata kebutuhan harian vitamin D yang perlu terpenuhi untuk anak usia di atas 1 tahun yaitu sebesar 15 mcg.
Manfaat Vitamin D Bagi Kesehatan Anak
Vitamin D berperan dalam proses pertumbuhan dan menjaga kesehatan tulang anak karena vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium di dalam tubuh. Ketika kadar vitamin D dalam tubuh rendah, maka penyerapan kalsium menurun dan tidak optimal. Anak membutuhkan vitamin D dalam jumlah yang cukup supaya tulang tidak mudah rapuh dan menurunkan risiko terjadinya osteoporosis di masa mendatang. Salah satu akibat apabila anak mengalami defisiensi vitamin D yaitu terjadinya rakitis. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak yang menyebabkan tulang menjadi lunak, lemah, mudah rapuh, dan kaki melengkung berbentuk huruf O atau X.
Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa vitamin D bermanfaat untuk mengurangi risiko alergi, mencegah penyakit degeneratif di masa depan, memperkuat otot, menurunkan risiko terjadinya kanker, dan meningkatkan sistem imun tubuh sehingga tidak rentan terkena penyakit.
Apa Saja Sumber Vitamin D?
- Endogen
Vitamin D dapat diperoleh ketika berjemur di bawah paparan sinar matahari. Namun, tahukah Anda bahwa matahari bukanlah sumber vitamin D? Di bawah kulit tubuh manusia sudah terdapat vitamin D dalam bentuk tidak aktif. Ketika kita berjemur, sinar matahari memiliki peran yang penting untuk membantu mengubah prekursor vitamin D menjadi provitamin D2 dan D3. Oleh karena itu, dianjurkan untuk berjemur di bawah sinar matahari ketika pagi hari selama kurang lebih 15 menit sekaligus melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kebugaran tubuh.
- Eksogen
Kebutuhan akan vitamin D juga dapat terpenuhi dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin D seperti ikan sarden, salmon, tuna, minyak hati ikan cod, telur, jamur, susu, serta makanan dan minuman yang sudah difortifikasi vitamin D seperti sereal, mentega, hingga jus. Kebutuhan vitamin D pada anak diutamakan dapat terpenuhi secara alami melalui asupan makanan dan paparan sinar matahari, sehingga tidak perlu mengonsumsi tambahan suplemen vitamin D kecuali jika anak mengalami dan memiliki riwayat defisiensi vitamin D.
Referensi :
Tabel Angka Kecukupan Gizi tahun 2019. Available at https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019
Saggese, G., Vierucci, F., Boot, A. M., Czech-Kowalska, J., Weber, G., Camargo, C. A., … & Holick, M. F. (2015). Vitamin D in childhood and adolescence: an expert position statement. European journal of pediatrics, 174(5), 565-576.
Chang, S. W., & Lee, H. C. (2019). Vitamin D and health – The missing vitamin in humans. Pediatrics and neonatology, 60(3), 237–244.
Chanchlani, R., Nemer, P., Sinha, R., Nemer, L., Krishnappa, V., Sochett, E., Safadi, F., & Raina, R. (2020). An Overview of Rickets in Children. Kidney international reports, 5(7), 980–990.
Thacher, T. D., & Clarke, B. L. (2011). Vitamin D insufficiency. Mayo Clinic proceedings, 86(1), 50–60.
Fiannisa, R. (2019). Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga Keganasan. Jurnal Medula, 9(3), 385-392.
Reid I. R. (2017). Vitamin D Effect on Bone Mineral Density and Fractures. Endocrinology and metabolism clinics of North America, 46(4), 935–945.
Kinta Ardhiakusuma
Undergraduate Student of Nutrition Science
Universitas Esa Unggul