Ketika mendengar kata yodium, mungkin langsung terlintas garam dapur di pikiran Anda. Tahukah Anda bahwa umumnya wanita dan anak perempuan lebih rentan terkena penyakit gondok dibandingkan dengan laki-laki?

Kebutuhan Yodium

Yodium merupakan salah satu jenis mineral mikro yang memiliki peran penting bagi tubuh karena terlibat dalam proses produksi hormon tiroid. Menurut Kementerian Kesehatan RI dalam tabel AKG tahun 2019, kebutuhan asupan yodium orang dewasa yaitu 150 mikrogram (mcg) per hari. Sedangkan, kebutuhan yodium bagi ibu hamil meningkat menjadi 220 mcg/hari dan 290 mcg/hari untuk ibu menyusui. Anak usia 0-5 bulan membutuhkan yodium sebesar 90 mcg/hari yang dapat terpenuhi dari ASI dan 120 mcg/hari untuk anak usia 6-11 bulan. Sedangkan, kebutuhan yodium untuk anak usia 1-12 tahun yaitu 120 mcg/hari yang dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari.

Manfaat yodium bagi ibu hamil yaitu antara lain untuk aktivitas kelenjar tiroid serta proses pertumbuhan dan perkembangan janin, khususnya untuk perkembangan otak. Apabila asupan yodium pada ibu hamil tidak mencukupi kebutuhan, maka sang ibu dapat mengalami gangguan kelenjar tiroid (gondok) yang ditandai dengan pembengkakan pada leher. Sedangkan, dampak negatif yang terjadi pada bayi yang dikandungnya yaitu dapat mengalami gangguan perkembangan otak, gangguan pertumbuhan tengkorak, gangguan pertumbuhan pasca lahir, meningkatkan risiko BBLR, dan kematian perinatal.

Ketika tubuh kekurangan yodium, otomatis kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah sehingga merangsang kelenjar pituitary untuk memproduksi lebih banyak hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone). Hal tersebut menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar tiroid karena jumlah dan ukuran sel epitelnya membesar, atau yang dikenal dengan sebutan gondok. Selain gondok, akibat lain dari kekurangan asupan yodium yaitu kretinisme. Kretinisme sering terjadi pada bayi yang kekurangan asupan yodium pada masa awal setelah dilahirkan. Namun, gejala kretinisme umumnya baru terlihat ketika anak mencapai usia 3-4 bulan yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan fisik bayi, retardasi mental (pertumbuhan otak berkurang sekitar 30%), perut membesar, wajah membengkak, lidah membesar, serta kulit menjadi kering dan keriput.

Apa saja makanan sumber yodium?

Ada beragam sumber bahan makanan yang mengandung yodium. Pada umumnya, makanan yang berasal dari laut memiliki kandungan yodium yang tinggi seperti rumput laut, udang, dan ikan laut. Sumber yodium lainnya yaitu telur, susu, keju, dan yogurt. Jumlah yodium dalam makanan tersebut berbeda-beda tergantung jenisnya. Selain itu, dalam rangka pencegahan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), maka pemerintah menekankan peningkatan konsumsi garam beryodium oleh masyarakat. Namun, kita tetap perlu memperhatikan jumlah yodium yang dikonsumsi. Asupan yodium yang berlebih dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya hipertiroidisme. Selain itu, garam beryodium juga mengandung natrium yang berkaitan dengan penyakit hipertensi. Perlu diingat dalam pedoman gizi seimbang dikatakan bahwa batas konsumsi garam yaitu 1 sendok teh per hari.

Referensi :

Manousou, S., Johansson, B., Chmielewska, A., Eriksson, J., Gutefeldt, K., Tornhage, C. J., … & Filipsson, H. N. (2018). Role of iodine-containing multivitamins during pregnancy for children’s brain function: protocol of an ongoing randomised controlled trial: the SWIDDICH study. BMJ open8(4), 1-10.

Velasco, I., Bath, S. C., & Rayman, M. P. (2018). Iodine as essential nutrient during the first 1000 days of life. Nutrients10(3), 1-16.

Jaya, I. K. S., & Pauzi, I. (2018). Administration of Iodized Salt, Counseling about Food Sources of Iodine and Goitrogenic, to Mothers who have Children in Primary School, Affect the Excretion of Urine Iodine. Health Notions, 2(10), 1095–1097.

Sudargo, T., Kusmayanti, N. A., & Hidayati, N. L. (2018). Defisiensi Yodium, Zat Besi, dan Kecerdasan. UGM PRESS.

Smyth, P. P. (2021). Iodine, Seaweed, and the Thyroid. European thyroid journal10(1), 9-16.

Tabel Angka Kecukupan Gizi tahun 2019. Available at https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019

Kinta Ardhiakusuma

Undergraduate Student of Nutrition Science
Universitas Esa Unggul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *