Rokok merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat di dunia, dan perokok cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih rendah dan penurunan status gizi yang dapat meningkatkan risiko malnutrisi yang makin memperburuk kondisi kesehatan perokok dibandingkan dengan non-perokok. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), tercatat jumlah perokok di dunia telah mencapai 84%, yaitu sekitar 1,09 miliar orang yang berada di negara berkembang. Hal ini mengakibatkan beban penyakit dan kematian yang berhubungan dengan konsumsi rokok terus meningkat di negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Merokok dapat menurunkan berat badan dengan cara meningkatkan laju metabolisme, mengurangi nafsu makan, Selain itu, merokok juga membuat kurangnya cita rasa makanan pada perokok, sehingga perokok mengalami penurunan selera makan (Chiolero, 2008).

Nikotin dalam rokok juga dapat menekan selera makan sehingga memicu perubahan perilaku yang mendorong perokok untuk mengurangi porsi makan. Proses ini dimulai saat pembakaran rokok, yaitu masuknya nikotin ke sirkulasi darah sebesar 25% dan ke otak manusia selama kurang lebih 15 detik. Kemudian nikotin akan diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik untuk memacu sistem dopaminergik pada jalur imbalan sehingga akan mengurangi selera makan, sehingga umumnya perokok mempunyai berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok karena perokok memiliki pengeluaran energi yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak merokok (Ilfandari & Ervina, 2015).

Merokok juga dapat mengakibatkan pecandunya mengalami defisiensi vitamin A, C, E, B, beta-karoten, Zinc, Copper, zat besi, dan mikronutrien lainnya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan gizi perokok, dibutuhkan pola makan yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi yang diperlukan, kita dapat mengonsumsi makanan yang sering dijumpai disekitar kita. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin A, dianjurkan untuk mengonsumsi daging yang berwarna merah serta sayuran yang berwarna menyolok seperti warna kuning terang, oranye atau merah adalah sumber vitamin A yang baik. Buah dan sayuran disekitar kita seperti pepaya, wortel, ubi jalar berwarna ungu serta rimbang adalah sumber vitamin A yang baik. Vitamin C dan vitamin E dapat dipenuhi dengan mengonsumsi buah-buahan seperti berries dan sayuran.

Dapat disimpulkan bahwa rokok sangat berpotensi menyebabkan penyakit bagi manusia. Rokok juga menjadi salah satu faktor yang dapat memperburuk asupan gizi. Penggunaan rokok dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang sehingga dapat mempengaruhi asupan gizi seseorang juga. Rokok pada umumnya akan menurunkan nafsu makan seseorang sehingga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, dibutuhkan pola makan yang baik dan olahraga yang cukup dengan mengonsumsi zat-zat gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, kegiatan merokok tetap harus dihentikan karena pola hidup yang baik tidak menjamin dapat mengatasi dampak-dampak buruk yang disebabkan oleh kegiatan merokok.


Referensi :
Ilfandari, A dan Ervina, A. 2015. Hubungan Perilaku Merokok dengan Indeks Masa Tubuh Remaja Putra. E-Jurnal Obstretika. 3(1): 1-15
Chiolero, A. dkk. 2008. Consequences of Smoking For Body Weight, Body Fat Distribution, and Insulin Resistence. American Journal of Clinical Nutrition, 87: 801-9.
Pawera, L. dkk. 2018. Buku Panduan untuk Masyarakat: Keanekaragaman Hayati Lokal untuk Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Available : https://sipakaril.ipb.ac.id/Files/0f24e8e8-8d2e-4c46-b057-e888011c36c5/paper_0f24e8e8-8d2e-4c46-b057-e888011c36c5.pdf
Suardi, M. Vitamin โ€˜Pelindungโ€™ Bagi Perokok. Universitas Andalas. Available : https://ffarmasi.unand.ac.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=118:vitamin-pelindung-bagi-perokok&Itemid=344


Kontributor : Nurulโ€™aidha MD
Mahasiswi semester 4 Sarjana Gizi FKM UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *