Tahukah Anda bahwa status gizi pada suatu tahap kehidupan dapat mempengaruhi status gizi pada tahap kehidupan selanjutnya? Begini ilustrasinya, tanpa intervensi gizi yang baik, status gizi semasa hidup seseorang akan berlangsung sebagai berikut: bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) tumbuh menjadi balita yang Kekurangan Energi Protein (KEP), balita tersebut kemudian tumbuh stunting, anak tersebut kemudian tumbuh menjadi remaja yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia, remaja putri kemudian ketika hamil akan mengalami KEK pula, kemudian ibu hamil yang KEK akan melahirkan bayi yang BBLR kembali, dan pada akhirnya di usia tua ia akan mengalami penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke) yang disebabkan oleh gizi yang tidak memadai pada tahapan-tahapan kehidupan sebelumnya. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan siklus atau gizi daur kehidupan. Maka dari itu, untuk memperbaiki status gizi masyarakat harus dimulai dengan melakukan intervensi gizi pada suatu tahap kehidupan tertentu, misalnya pada remaja putri yang anemia atau calon ibu hamil yang KEK.

Masa kritis tumbuh-kembang manusia yang dapat menentukan kerusakan awal pada kesehatan, perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar, dan daya disebut sebagai window of opportunityWindow of opportunityberlangsung singkat dan efeknya tidak dapat diperbaiki atau menetap jika asupan gizi yang diberikan pada masa tersebut tidak memadai. Masa kehamilan, masa sebelum konsepsi (calon ibu, remaja putri), masa menyusui (ibu menyusui), dan masa bayi usia 0-2 tahun termasuk ke dalam masa window of opportunityyang mana jika kekurangan gizi terjadi pada masa-masa tersebut maka dapat menimbulkan masalah kesehatan. Contohnya untuk ibu hamil, jika sebelum dan saat hamil ia mengalami kekurangan gizi, maka janin dalam kandungannya pun akan mengalami kekurangan gizi karena janin mendapatkan nutrisinya dari makanan yang dikonsumsi ibu. Bayi tersebut kelak pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi. 

Masalah gizi yang umum ditemukan pada ibu hamil antara lain KEK dan anemia. KEK pada ibu hamil disebabkan karena dalam jangka waktu yang lama asupan energi (karbohidrat dan lemak) tidak mencukupi kebutuhan tubuh. KEK dapat menimbulkan masalah dalam kehamilan, seperti peningkatan risiko keguguran, kenaikan BB ibu hamil terganggu, payudara dan perut kurang membesar, pergerakan janin terganggu, mudah terkena penyakit infeksi, dan persalinan yang sulit dan lama. KEK juga dapat berdampak pada kesehatan janin yang akan terus berlanjut hingga dewasa, seperti gangguan pertumbuhan janin (Intrauterine Growth Retardation/IUGR), risiko BBLR, risiko bayi cacat lahir, risiko bayi lahir stunting, risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) ketika dewasa, dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang menentukan kecerdasan anak. KEK pada ibu hamil dapat dideteksi melalui pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) yang kurang dari 23,5 cm dan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada Trimester I yang kurang dari 18,5. Umumnya pada bulan-bulan awal kehamilan, ibu hamil tidak menyadari kehamilannya apabila ia tidak mengantisipasinya. Maka dari itu, seorang calon ibu atau remaja putri harus selalu memperhatikan asupan gizinya agar tidak “kecolongan”. 

Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan ketika sel darah merah atau Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (<11 g/dl). Zat besi yang merupakan bahan baku sel darah merah apabila kurang maka dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang dapat dibentuk tubuh. Padahal, saat hamil terjadi banyak perubahan fisiologis tubuh yang memerlukan sel darah merah, peningkatan aliran darah ke tali pusar untuk mengantarkan zat gizi yang dikonsumsi ibu kepada janin yang sedang berkembang. Anemia pada ibu hamil dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti kurang mengkonsumsi  protein, zat besi, vitamin B12 dan asam folat, anemia pada masa prakonsepsi, perubahan fisiologis tubuh ketika hamil, pertumbuhan dan perkembangan janin, KEK, jarak antarpersalinan yang terlalu dekat, atau pendarahan akut dan kronis. Anemia selama masa kehamilan akan meningkatkan faktor risiko dalam menghambat pertumbuhan dan BBLR, kelahiran prematur, kematian bayi dalam kandungan, kematian perinatal dan pertahanan tubuh berkurang yang mengakibatkan infeksi terhadap ibu dan anaknya.

Untuk mencegah KEK dan anemia pada saat hamil, maka baik remaja putri maupun calon ibu harus selalu menjaga kesehatan sesuai dengan pedoman gizi seimbang (PGS). Empat pilar utama dalam PGS yakni (1) pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga, (2) menjaga berat badan ideal, (3) mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, dan (4) menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Variasi konsumsi makanan dapat meningkatkan pemenuhan berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan remaja dan perubahan fisiologis ibu hamil. Zat gizi yang diperlukan untuk mencegah anemia pada remaja dan wanita usia subur (WUS) antara lain zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, yang disertai dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) apabila diperlukan. Sedangkan KEK pada remaja dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk lebih detail mengenai jumlah zat gizi yang diperlukan oleh remaja putri dan ibu hamil, Anda dapat merujuk pada pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan.


Referensi:
Destarina, R. 2018. Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil terhadap Panjang Badan Lahir Pendek di Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo D.I. Yogyakarta. Journal of The Indonesian Nutrition Association: 41(1); pp. 39-48.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Kenali Masalah Gizi yang Ancam Remaja Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Mei 2020, dari https://www.kemkes.go.id/article/view/18051600005/kenali-masalah-gizi-yang-ancam-remaja-indonesia.html
P2PTM Kemenkes RI. 2019. Apa saja 4 pilar utama dalam prinsip gizi seimbang?. Diakses pada tanggal 24 Mei 2020, dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-4-pilar-utama-dalam-prinsip-gizi-seimbang
Pritasari, Damayanti, D. dan Lestari, N. T. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Mei 2020, dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf


Kontributor : Nadia Rana Nabila
Mahasiswi semester 4 Sarjana Gizi FKM UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *