Masa remaja merupakan waktu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, belajar mengelola emosi dan hubungan, memperoleh atribut dan kemampuan yang penting untuk menikmati masa remaja, serta mengambil peran sebagai orang dewasa. (World Health Organization, 2020) Saat remaja juga terjadi percepatan pertumbuhan yang berlangsung pesat. Percepatan pertumbuhan remaja menyebabkan terjadinya perubahan kebutuhan zat gizi bagi remaja dan perubahan yang terjadi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pertumbuhan, jenis kelamin, komposisi tubuh, dan aktivitas fisik. (Sizer, Whitney and Kicklighter, 2014)
Masalah Asupan Makanan
Pencarian identitas, perjuangan mencapai kemerdekaan pribadi dan penerimaan, serta perhatian terhadap penampilan, cenderung berdampak besar pada gaya hidup, pola makan dan asupan makanan di kalangan remaja. Para remaja terkadang tidak makan dengan teratur dan terkadang remaja lebih suka jajan di luar daripada makan di rumah. (World Health Organization and Regional Office for South-East Asia, 2006) Sehingga, remaja sering kehilangan atau kekurangan nutrisi yang mereka butuhkan. Remaja mungkin mulai melewatkan sarapan; mengurangi susu, buah-buahan, jus, dan sayuran; dan konsumsi lebih banyak minuman ringan setiap hari. (Sizer, Whitney and Kicklighter, 2014) Ada beberapa pola diet yang lumayan populer pada remaja seperti ngemil dengan makanan padat energi namun kurang memperhatikan asupan vitamin dan mineral seperti makanan fastfood, selain itu terkadang remaja juga mengurangi konsumsi rendah buah dan sayur karena sudah kenyang atau tidak suka (World Health Organization and Regional Office for South-East Asia, 2006) Melewatkan sarapan dan makan makanan cepat saji dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan nilai IMT(Indeks Massa Tubuh) yang lebih tinggi sehingga hal tersebut perlu dihindari. Nilai IMT didapatkan dengan perhitungan yaitu membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). (Sizer, Whitney and Kicklighter, 2014)
Tekanan Citra Tubuh
Selain asupan yang bermasalah, terkadang remaja juga menghadapi tekanan yang luar biasa terkait citra tubuh. Anak perempuan mungkin merasakan tekanan dari teman sebaya untuk menjadi kurus dan membatasi apa yang mereka makan. Terkadang terdapat remaja dengan berat badan normal yang “menjalani diet” dan melakukan upaya penurunan berat badan yang tidak sehat agar terlihat kurus dan keren di lingkungan pertemanannya. Remaja yang melakukan hal yang dijelaskan sebelumnya tidak sadar bahwa mereka sebenarnya menghambat pertumbuhannya sendiri karena kebutuhan gizi mereka tidak terpenuhi. (Sizer, Whitney and Kicklighter, 2014)
Remaja Makan Sehat
Hal hal seperti diet dan kekurangan gizi diatas dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa hal. Pada remaja, penting untuk makan makanan yang seimbang daripada terlalu banyak camilan yang tinggi lemak, gula atau garam. Makan sehat adalah bagian penting dari gaya hidup sehat dan harus diajarkan sejak usia muda. Berikut adalah beberapa pedoman umum untuk membantu anak remaja makan sehat. Penting untuk mendiskusikan diet anak remaja dengan penyedia layanan kesehatan mereka sebelum membuat perubahan pola makan atau menempatkan anak remaja dalam diet. Beberapa hal yang di rekomendasi untuk melaksanakan makan yang sehat antara lain (University of Rochester Medical Center, 2015) :
- Makan 3 kali sehari, dan diselingi dengan camilan sehat seperti buah dan sayur.
- Tingkatkan serat dalam makanan dan kurangi penggunaan garam.
- Minum air. Cobalah untuk menghindari minuman yang tinggi gula.
- Makan makanan yang seimbang. Kementerian Kesehatan Indonesia telah menyarankan untuk konsumsi makanan berdasarkan isi piringku yang terdiri dari makanan pokok(karbohidrat), lauk pauk (protein), buah dan sayur (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019b)
- Saat memasak untuk anak remaja, olahlah makanan dengan cara merebus atau memanggang alih-alih menggoreng.
- Perhatikan konsumsi gula, garam dan lemak berdasarkan standar yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan pedoman gizi seimbang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019a)
Perilaku makan yang tidak sehat pada kalangan remaja tentunya akan mempengaruhi mereka di masa mendatang. Memang tak dapat dipungkiri bahwa masa remaja terkadang mengalami tekanan terkait citra tubuh di lingkungan pertemanan, namun seharusnya para remaja dapat tetap memperhatikan asupan makanannya. Terlebih pada masa remaja terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi dari anak -anak menuju ke dewasa. Oleh karena itu, para remaja sebaiknya memperhatikan asupan/makanannya dengan menerapkan asupan gizi seimbang yaitu konsumsi makanan dengan memperhatikan proporsi setiap zat gizi dalam sekali makan.
Kontributor : Gina Amalia Chaerunnisa, mahasiswi Semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi :
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019a). Apa Saja Sepuluh Pedoman Gizi seimbang? [online] Direktorat P2PTM. Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-sepuluh-pedoman-gizi-seimbang.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019b). Yuk, Terapkan Konsep “Isi Piringku” Dalam Kehidupan sehari-hari. [online] Direktorat P2PTM. Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/5/yuk-terapkan-konsep-isi-piringku-dalam-kehidupan-sehari-hari [Accessed 14 Apr. 2021].
- Sizer, F., Whitney, E. and Kicklighter, J.R. (2014). Nutrition : Concepts and Controversies : Study Guide. Belmont, Calif.: Wadsworth, Cengage Learning.
- University of Rochester Medical Center (2015). Healthy Eating during Adolescence – Health Encyclopedia. [online] Rochester.edu. Available at: https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P01610.
- World Health Organization (2020). Adolescent Health and Development. [online] www.who.int. Available at: https://www.who.int/westernpacific/news/q-a-detail/adolescent-health-and-development.
- World Health Organization and Regional Office for South-East Asia (2006). Adolescent nutrition: a Review of the Situation in Selected South-East Asian Countries. apps.who.int. [online] Available at: https://apps.who.int/iris/handle/10665/204764.