Beras merupakan salah satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pengolahan beras di Indonesia cukup beragam yaitu dimasak menjadi nasi dengan cara diliwet, diaron kemudian dikukus ataupun sekarang hanya dengan menggunakan rice cooker. Beras juga dapat dimasak dengan berbagai jenis daun dan bumbu untuk mendapatkan cita rasa yang berbeda-beda contohnya dengan daun jeruk, ataupun dengan pandan. Selain itu, beras juga biasa diolah dengan menggunakan berbagai daun sebagai alat pembungkus sebagai penambah cita rasa, antara lain daun pisang, daun kelapa dan daun bambu.
Nasi

Sumber : cnnindonesia.com
Nasi merupakan olahan beras yang sangat umum digunakan di Indonesia. Pengolahannya terbagi menjadi 2 cara yaitu cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional dengan cara diliwet, diaron kemudian dikukus untuk mendapatkan tekstur yang pulen dan enak. Cara ini sudah banyak ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi, namun beberapa rumah makan masih menggunakan cara tersebut karena dinilai memiliki cita rasa yang khas dan lebih enak. Sedangkan, cara modern adalah dengan menggunakan rice cooker atau magic com, alat ini hanya bermodalkan arus listrik. Cara memasaknya sangat mudah yaitu hanya dengan memasukkan beras dan air sesuai takaran, hubungkan alat dengan listrik, pencet tombol cook dan tunggu hingga matang. Cara ini lebih banyak digunakan karena dinilai lebih praktis dan tidak perlu pemantauan setiap saat.
Nasi dikonsumsi setiap hari sebagai makanan pokok, baik sarapan, makan siang maupun makan malam. Nasi dapat disajikan dengan berbagai jenis lauk, baik basah maupun kering. Selain itu, terdapat aneka macam olahan nasi seperti nasi goreng, nasi liwet, nasi bakar, nasi kuning, nasi uduk dan lain-lain. Perbedaan macam-macam olahan nasi dilihat dari cara pembuatan dan campuran bumbu apa saja yang digunakan.
Ketupat

Sumber : merdeka.com
Ketupat adalah beras yang dimasak dalam anyaman daun kelapa muda atau janur kelapa berbentuk persegi empat. Di daerah Jawa dikenal berbagai jenis ketupat, yaitu ketupat kentus, ketupat kodok, ketupat sinta, ketupat kepet dan sebagainya yang biasanya digunakan untuk acara adat. Ketupat biasanya disajikan atau dimakan bersama lauk pauk berkuah yang berasal dari protein hewani, protein nabati maupun sayuran seperti opor, soto, gulai dan lain-lain. Namun, ketupat juga dapat disajikan sebagai pelengkap hidangan tidak berkuah seperti gado-gado, ketoprak, sate, kupat tahu dan lain-lain.
Indonesia sangat kaya akan hidangan dengan ketupat. Setiap daerah memiliki ciri khas pengolahan ketupat dan lauk yang digunakan sebagai pelengkapnya. Ketupat dapat disajikan kapan saja baik sarapan, makan siang maupun makan malam, serta sangat khas untuk dijadikan menu utama pada hari raya.
Perbandingan

Sumber : nutrisurvey
Gambar diatas merupakan perbandingan kandungan gizi antara nasi dan ketupat. Jika dilihat sekilas, kandungan energi pada 100 gram nasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan 100 gram ketupat. Mengapa demikian? Karena pada satu buah ketupat hanya berisi ¾ beras dan sisanya adalah air sehingga teksturnya menjadi padat dan memiliki kandungan air yang lebih banyak dibandingkan dengan nasi.
Jadi, mana yang lebih baik antara nasi dan ketupat? Jawabannya tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk antara keduanya. Dua-duanya dapat dikonsumsi dengan aman selama tidak berlebihan. Pemilihan nasi maupun ketupat dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan gizi konsumen, apabila gizi konsumen berlebih dan memiliki keinginan untuk menurunkan berat badan, maka lebih baik memilih ketupat untuk dikonsumsi. Selain itu, dapat dilihat dari lauk yang menjadi pelengkap. Biasanya ketupat dimakan bersama dengan opor, dimana opor memiliki kandungan energi dan lemak yang cukup tinggi dan penggunaan ketupat sangat tepat untuk mencegah kelebihan kalori.
Jadi kesimpulannya, antara nasi dan ketupat sama-sama aman untuk dikonsumsi, tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Tapi ingat, keduanya harus dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai dan tidak berlebihan. Karena segala yang berlebihan tidak baik, bukan?
Kontributor : Afina Khoirunnisa Hidayat, mahasiswi semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi:
Mulyawati. W., 2008. Resep Andalan Resto Indonesia : LONTONG & KETUPAT. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia