Puasa dan lebaran? Dari mulai kolak sampai opor dan rendang pasti jadi menu wajib yang selalu ada di waktu seperti ini. Pasti kalau setelah lebaran banyak yang ngeluh kadar kolesterolnya tinggi. Tapi, ternyata makan makanan dengan santan yang gak berlebihan dan sesuai anjuran justru malah menurunkan kadar kolesterol lho.
Kandungan Gizi
Menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2017, dalam 100 gram santan murni mengandung air 54,9 g, energi 324 kal, protein 4,2 g, lemak 34,3 g, karbohidrat 5,6, kalsium 14 mg, fosfor 45 mg, natrium 18 mg, dan kalium 514,1 mg. Sedangkan, santan cair (dengan air) mengandung air 80 g, energi 122 kal, protein 2 g, lemak 10 g, karbohidrat 7,6 g, serat 1,4 g, kalsium 25 mg, fosfor 30 mg, natrium 9 mg, dan kalium 162,4 mg. Dalam santan memang kandungan lemaknya sangat tinggi, tetapi kandungan mineral yang ada pada santan juga cukup tinggi. Jangan lupakan bahwa dalam kandungan lemak yang tinggi tersebut juga ada komponen yang memiliki manfaat cukup baik bagi kesehatan. Berikut ini manfaatnya
Manfaat Santan
- Meningkatkan HDL dan Menurunkan LDL
Lemak kelapa yang sebagian besar terdiri dari asam lemak jenuh, umumnya dianggap berkontribusi terhadap peningkatan LDL. Padahal dari hasil studi menunjukkan bahwa CMP (coconut milk powder atau santan kelapa bubuk) meningkatkan kadar HDL sekaligus menurunkan LDL (Ekanayaka, et al., 2013). HDL atau High Density Lipoprotein (kolesterol baik) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak. LDL atau Low Density Lipoprotein (kolesterol jahat) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma. Ateroma sendiri merupakan pemicu penyakit jantung yang dikenal juga sebagai ateroklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Ateroma adalah plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembuluh darah (Kemenkes RI, 2018). - Sebagai Hepatoprotektif
Santan banyak mengandung asam lemak jenuh dari golongan middle chain triacylglycerol atau trigliserida rantai menengah (MCT), terdiri dari asam kaprilat (5-9%), asam kaprat (6-10%), dan asam laurat (44-52%) (Dauqan, et al., 2011). MCT lebih mudah diserap dibandingkan LCT atau asam lemak rantai panjang, dan diserap terutama dalam bentuk asam lemak bebas sehingga baik untuk dikonsumsi pada pasien sehat dan penderita sirosis. Selain itu, MCT lebih mudah teroksidasi sehingga berperan sebagai energi tinggi sumber yang dapat dengan cepat digunakan (Bach, et al., 1982). Pemberian MCT pada pasien sirosis dilaporkan mampu meningkatkan secara signifikan kadar albumin pasien dengan sirosis alkoholik dan memiliki efek hepatoprotektif (melindungi hati). - Sebagai Antivirus, Antibakteri, dan Antijamur
Asam laurat ini merupakan asam lemak jenuh rantai menengah (medium chain saturated fatty acids atau MCFA) yang melimpah di ASI. Asam lemak ini akan diubah di dalam tubuh menjadi senyawa yang sangat bermanfaat yang disebut monolaurin, yaitu antivirus dan antibakteri yang menghancurkan berbagai organisme penyebab penyakit. Menurut National Center for Biotechnology Information, asam laurat memiliki banyak sifat melawan kuman, antijamur, dan antivirus yang sangat efektif dalam membersihkan tubuh dari virus, bakteri, dan penyakit yang tak terhitung jumlahnya (Baldioli, et al., 1996). Makanya, konsumsi santan bisa membantu melindungi tubuh dari infeksi dan virus. - Sebagai Antioksidan
Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa santan menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan susu kambing dan susu sapi (Alyaqoubi, et al., 2015). Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat reaksi radikal bebas dalam tubuh manusia. Adanya radikal bebas merupakan faktor penyebab sejumlah penyakit seperti kardiovaskuler, neurodegeneratif, dan kanker (Rohman, et al., 2007). Antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralisir radikal bebas, sehingga diharapkan dengan pemberian antioksidan tersebut dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dari timbulnya penyakit degeneratif (Zuhra, et al., 2008).
Lalu Bagaimana Anjuran Jumlah Konsumsi Santan??
The American Heart Association merekomendasikan pola makan dimana dalam memenuhi kebutuhan kalori harian, 5% hingga 6% kalori didapatkan dari lemak jenuh. Misalnya, jika kita membutuhkan sekitar 2.000 kalori sehari, tidak lebih dari 120 kalori harus berasal dari lemak jenuh. Itu berarti hanya sekitar 13 gram lemak jenuh dapat dikonsumsi per hari. Kalau menurut USDA, pada 100 g santan terdapat 21 gram lemak jenuh, berarti tidak lebih dari 65 gram santan yang dapat dikonsumsi per hari.
Nah, perlu diingat bahwa semua makanan yang dikonsumsi berlebihan akan berdampak tidak baik bagi kesehatan. Tetap ikuti anjuran konsumsi per hari ya untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari setiap bahan makanan yang kita makan!
Kontribusi oleh: Mutiara Liswanda, mahasiswi semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi :
- Alyaqoubi, S., Abdullah, A., Muhamad, S., Norrakiah, A., Addai, Z.R., Musa, K.H. (2015). Study of antioxidant activity and physicochemical properties of coconut milk (Pati santan) in Malaysia. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 7(4): 967-973.
- American Heart Association, Saturated Fat. Available at: https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/saturated-fats [Accessed April 28, 2021].
- Bach, A. C., Babayan, V. K. (1982). Medium chain triglycerides: an update. Am J Clin Nutr. 36: 950-62.
- Baldioli, M., Servili, M., Perretti, G. and Montedoro, G. F. (1996), Antioxidant activity of tocopherols and phenolic compounds of virgin olive oil. J Am Oil Chem Soc. 73(11): 1589-1593.
- Dauqan, E. M., Sani, H. A., Abdullah, A., Kasim, Z. M. (2011). Fatty acids composition of four different vegetable oils (red palm olein, palm olein, corn oil and coconut oil) by gas chromatography. International Proceedings of Chemical, Biological and Environmental Engineering.14: 31-4.
- Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI. (2017). Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
- Ekanayaka, R. A., Ekanayaka, N. K., Perera, B., De Silva, P. G. (2013). Impact of a traditional dietary supplement with coconut milk and soya milk on the lipid profile in normal free living subjects. Journal of nutrition and metabolism. 481068. https://doi.org/10.1155/2013/481068
- Kemenkes, Apa Itu HDL dan LDL?. Direktorat P2PTM. Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/15/apa-itu-hdl-dan-ldl [Accessed April 28, 2021].
- Rohman, A., Riyanto, S., Hidayati, N. K. (2007). Aktivitas antioksidan, kandungan fenolik Total, dan flavonoid total daun mengkudu (Morinda citrifolia L). Agritech. 27(4): 147-151.
- Zuhra, C.F., Tarigan, J., Sihotang, H. (2008). Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid dari daun katuk (Sauropus androgunus (L) Merr.). Jurnal Biologi Sumatra. 3(1): 7-10.