Jengkol merupakan makanan khas Indonesia dengan aroma yang khas. Beberapa orang akan semakin tergugah untuk mengonsumsi jengkol karena aromanya. Akan tetapi, ada pula orang yang justru menghindari makanan satu ini karena aroma tersebut. Tanaman jengkol yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum merupakan tanaman khas yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand (Haryadi, 2013). Jengkol dapat diolah menjadi beragam makanan yang lezat, salah satunya adalah semur jengkol.
Kandungan Gizi Jengkol
Sebelum membahas lebih dalam lagi, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu, kandungan gizi di dalam jengkol.
Zat Gizi | Jengkol |
Energi | 42,1 kkal |
Protein | 2,7 g |
Lemak | 0,1 g |
Karbohidrat | 7,8 g |
Vitamin A | 30 ฮผg |
Vitamin C | 7 mg |
Kalsium | 14 mg |
Zat Besi | 0,8 mg |
Kandungan Gizi dalam 100 gram Jengkol
Sumber: Nutrisurvey
Sebagai suatu bahan pangan yang tergolong murah dan dapat diperoleh oleh semua golongan masyarakat, jengkol mengandung zat gizi yang cukup lengkap. Selain energi, protein, dan lemak, jengkol juga mengandung berbagai macam vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin C, zat besi, bahkan kalsium. Akan tetapi, dari semua zat gizi yang ada, kandungan zat besi dalam jengkol menjadi nilai tambah tersendiri. Zat besi merupakan salah satu zat gizi yang berperan untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja (Almatsier, 2004). Apabila kita membandingkan jengkol dengan buah bit yang sudah cukup terkenal sebagai bahan pangan yang dapat membantu mengobati anemia, kandungan zat besi yang terdapat di dalam jengkol tidak berbeda jauh. Berdasarkan tabel di atas, kita telah mengetahui di dalam 100 gram jengkol terdapat 0,8 mg zat besi, sedangkan pada buah bit, dalam 100 gramnya terkandung 0,9 mg zat besi (Nutrisurvey, 2021). Hal ini berarti, jengkol juga dapat menjadi sumber zat besi yang baik.
Semur Jengkol
Zat Gizi | Jengkol segar | Semur jengkol |
Energi | 42,1 kkal | 212 kkal |
Protein | 2,7 g | 6 g |
Lemak | 0,1 g | 10 g |
Karbohidrat | 7,8 g | 29,1 g |
Perbandingan Kandungan Gizi Jengkol Segar dan Semur Jengkol
Sumber: Risqi, 2018
Jengkol segar yang kemudian diolah menjadi berbagai olahan lezat akan mengalami perubahan pada kandungan gizinya, terutama pada zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Setelah diolah, kandungan zat gizi tersebut akan mengalami peningkatan, sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel di atas. Hal ini terjadi, karena dalam pengolahannya ditambahkan berbagai macam bumbu dan penggunaan minyak yang akan mempengaruhi nilai gizi yang terkandung.
Bahaya
Dibalik kandungan zat gizi yang terkandung di dalamnya, ada kandungan senyawa yang patut menjadi perhatian dalam mengonsumsi dan mengolah jengkol, yaitu asam jengkolat yang dapat memicu terjadinya keracunan asam jengkolat. Mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah atau setengah matang dapat berpotensi meningkatkan risiko keracunan. Hal ini dapat terjadi karena kandungan asam jengkolat masih dalam bentuk yang utuh dan aktif. Daya tahan tubuh yang kurang dan kondisi perut yang kosong saat mengonsumsi jengkol, juga berpotensi meningkatkan risiko terjadinya keracunan asam jengkolat (BPOM, 2016). Asam jengkolat yang masuk ke dalam tubuh secara berlebihan, dapat mengendap membentuk kristal yang berpotensi besar membentuk batu ginjal, sehingga saluran kemih akan tersumbat. Kondisi ini selanjutnya dapat berkembang menjadi penyakit gagal ginjal. Dalam suatu penelitian, diketahui pasien yang mengalami gagal ginjal, rata-rata mengonsumsi jengkol sebanyak 1-2 buah (Darmawan et al, 2019). Hal ini mengindikasikan penting bagi kita untuk tidak mengonsumsi jengkol secara berlebihan.
Masih merasa takut dengan kandungan asam jengkolat? Tidak perlu khawatir, dengan mengikuti tips di bawah ini, keracunan asam jengkolat dapat dihindari!
- Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Akan tetapi, jika ingin mengonsumsi jengkol sebagai lalapan, sebaiknya jengkol ditanam terlebih dahulu selama beberapa hari hingga tumbuh kecambah dan keping gandanya telah rekah.
- Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan perut kosong
- Jangan mengonsumsi jengkol secara berlebihan
(BPOM, 2016; Haryadi, 2013)
Sebagai makanan khas Indonesia, jengkol menyimpan sejuta manfaat dan zat gizi di dalamnya. Akan tetapi, dalam mengolah dan mengonsumsinya tetap harus memperhatikan beberapa hal, untuk menjamin makanan yang kita konsumsi sudah aman. Satu hal yang pasti, segala sesuatu tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, termasuk di dalamnya jengkol.
Kontributor: Dinda Elaphria P. B., mahasiswi Semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi:
- Almatsier, S., 2004. Prinsip Ilmu Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- BPOM. 2016. [online] Ik.pom.go.id. Available at: <http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/BAHAYA-KERACUNAN-ASAM-JENGKOLAT4.pdf> [Accessed 24 April 2021].
- Darmawan, A., Carolina, M. and Kusdiyah, E., 2019. Hubungan Konsumsi Jengkol dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronis di Bagian Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2017. Jambi Medical Journal, 7(2), pp.144-150.
- Haryadi, J., 2013. Tahukah Anda? Fakta Buah dan Sayur yang Berbahaya. Jakarta: Dunia Sehat, pp.17-19.
- Risqi, A., 2018. Nilai kandungan gizi Semur jengkol. [online] Nilaigizi.com. Available at: <https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/605/semur-jengkol> [Accessed 24 April 2021].