Beberapa waktu lalu sempat heboh menganai pemberian susu kental manis sebagai pengganti susu untuk anak balita. Susu kental manis bisa menjadi susu formula? Kan sama-sama susu, tidak bahaya dong? Lebih murah lagi harganya.
Oke, okee!! Lebih murah iya, tapi bisa jadi pengganti susu formula untuk balita?
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 angka kejadian anak gizi kurang dan pendek tidak mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Angka anak gizi kurang tahun 2007 sebesar 13%, tahun 2013 13,9% dan tahun 2018 13,8%. Sementara untuk data kejadian anak pendek sebanyak 18% tahun 2007, 19,2% tahun 2013 dan 19,3% pada tahun 2018.
Rendahnya konsumsi susu masyarakat di Indonesia selain berdasarian kualitas namun juga berdasarkan kuantitas. Hal ini dapat dinilai dari jenis produck susu yang mendominasi pangsa pasar di Indonesia di antaranya adalah susu kental manis 40% susu bubuk 40% sementara susu cair hanya 20% (Meylinah dan vobril,2008). Sebagian besar masyarakat masih banyak yang menganggap bahwa semua jenis produck susu baik yang segar maupun olahan memiliki memiliki kualitas gizi yang sama, sehingga masyarakat cendrung lebih memilih mengkonsumsi produck susu olahan berupa susu kental manis dan susu bubuk karena flavor yang lebih disukai atau manis dan daya simpan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan susu cair.
Setelah selesai masa pemberian ASI eksklusif yautu unur 6 bulan, secara bertahap bayi perlu diberikan makanan/pendamping ASI karen pada masa ini ASI hanya memenuhi kebutuhan energi sekitar 60-70% dan sangat sedikit mengandung mikronutrien. Karena itu, kebutuhan energi dan mikronutrien terutama zat besi dan seng harus didapat dari MP-ASI. Pemberian MPโASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berupa susu menuju ke makanan semi padat.
Susu segar adalah cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan (SNI,2011). Susu merupakan bahan pangan nilai gizi tinggi yang mengandung protein, asam lemak esensial, vitamin dan mineral (Claeys,at al.2014). Susu juga memiliki nilai biologis yang tinggi karena mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia dan tingkat kecernaan yang tinggi (Marangoni,et al, 2014) oleh karna itu susu menjadi salah satu bahan makanan yang paling banyak dikonsumsi pada anak balita hingga remaja, dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Formula bayi adalah pengganti ASI buatan/artificial yang ditujukan untuk konsumsi bayi. Bila alasan tertentu bayi memerlukan formula selain ASI, maka dapat diberikan formula bayi yang dibuat dari susu sapi dengan modifikasi/menggubah komposisi zat gizi sehingga mendekati ASI.
Modifikasi zat gizi dari susu sapi menjadi formula bayi ada 3 tipe yautu formula dengan penambahan katbohidrat, formula dengan pengganti lemak dan formula dengan pengurangan mineral.
Europen Society for peadiatric Gastroenterology and nutrition ( ESPGAN) committee on Nutrition dalam publikasinya membagi formula bayi (infant formula) dalam 3 jenis yautu;
- Formula Awal ( Starting Formula)
formula awal harus dapat memenuhi kebutuhab energi dan zat-zat gizi esensial bagi bayi sampai unur 1tahun
- Formula Lanjutan ( follow-up formula)
formula lanjutan dapat diberikan mulai dari ukur 6bulan dan bersama-sama dengan makanan tambahan misalnya buah, bubur susu dan nasi tim sampai unur satu tahun
- Formula untuk tujuan khusus medis.
Formula untuk tujuan khusus medis meliputi formula untuk bayu prematur, alergi susu sapi, kelainan metabolisme bawaan dan formula khusus gangguan saluran cerna.
Ada banyak sekali merek susu formula pada anak, mulai dari umur 0-6 bulan, <1tahun , 1-3tahun dan >1tahun. Susu formula yang beredar tentu sudah di sesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai umurnya dalam membantu pemenuhan zat gizi pada fase pertumbuhan dan perkembangan anak hingga mencapai pertumbuhan yg optimal. Lalu bagaimana dengan susu kental manis? Apakah dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak?
Perbandingan komposisi anjuran, formula dan susu Kental manis
KOMPOSISI | KOMPOSISI ANJURAN | FORMULA KOMERSIAL | SUSU KENTAL MANIS |
Protein(g) | 1.6 | 2.3 | 1 |
Lemak(g) | 3.3 | 5.3 | 4 |
Karbohidrat(g) | 0 | 10.8 | 23 |
Kalsium(g) | 5 | 10 | 0 |
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingan kandungan protein di susu kental manis jika dibandingkan dengan susu formula dan anjuran masih kurang, sementara untuk kandungan karbohidrat, pada anjuran komposisi sebanyak 0g, susu komersial sebanyak 10.8g dan susu kental manis sebanyak 23g.
Dengan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa susu kental manis tidak dianjurkan sebagai pengganti susu formula/susu untuk diminum karena kandungan karbohidrat yang berlebih pada susu kental manis dapat menyebabkan obesitas pada bayi/balita atau memicu penyakit diabetes melitus pada anak. Tidak hanya dari segi karbohidrat saja, tetapi juga kandungan kalsium, protein yang kurang dari anjuran formula bayi. Pemberian susu formula pada anak biasanya dimulai dari anak mengenai MP-ASI sampai anak remaja, makanya di perlukan susu formula yang sesuai dengan kebutuhan anak dan usia.
Jika susu kental manis tidak diperuntukkan untuk pengganti susu formula, maka susu kental manis dapat dijadikan sebagai: bahan tambahan dalam membuat cake/bolu, bahan campuran minuman, bahan tambahan dalam membuat makanan manis lainnya, dan bisa menjadi topping untuk makanan dan minuman.
Fikrat Verina Putri
Ahli Gizi Rumah Sakit Swasta di Jakarta