Persalinan merupakan waktu yang sangat dinantikan oleh setiap ibu dan keluarganya untuk menyambut anggota keluarga baru ke dunia ini. Menurut Rohani (2013), persalinan merupakan proses alamiah dan fisiologi yang dialami oleh setiap perempuan yang mengandung berupa pengeluaran hasil konsepsi yang telah mampu hidup di luar kandungan ibu. Proses persalinan ini melalui tahapan penipisan dan pembukaan serviks (leher rahim) disertai dengan kontraksi yang berlangsung dalam waktu tertentu.
Pada saat proses persalinan, selain ibu yang berperan dalam melahirkan bayinya, diperlukan peran dari keluarga untuk memberikan dukungan dan bantuan secara emosional berupa berada disampingnya saat melahirkan untuk memberikan kekuatan emosional pada sang ibu. Selain itu, pastinya peran petugas kesehatan sangatlah penting dalam membantu proses persalinan untuk memberikan bantuan aman secara medis untuk menghindari angka kematian ibu ataupun bayi (Sumarah, 2008). Untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan lancar, dibutuhkan persiapan yang baik dari jauh hari. Persiapan persalinan merupakan kegiatan penting yang dapat meningkatkan keberhasilan proses persalinan dengan hasil kesehatan yang baik bagi ibu dan bayi serta ibu dapat memberikan laktasi (menyusui) dengan lancar.
Dampak Kurangnya Persiapan
Menurut hasil kerja Kemenkes RI 2017 ditemukan sebanyak 1.712 kasus Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh kurangnya persiapan matang yang dilakukan untuk proses persalinan (Agung, 2019). Terdapat beberapa persiapan persalinan yang harus diperhatikan, diantaranya persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik dimaksudkan pada kesehatan ibu, sehingga tingkat keberhasilan proses persalinan dapat berjalan lancar tinggi dan tidak terdapat kendala dalam pemberian ASI untuk sang buah hati. Persiapan psikologis merupakan persiapan mental berupa rasa takut, cemas, stress, dan khawatir terhadap apa yang akan terjadi selama proses persalinan, dapat mempengaruhi proses persalinan. Sedangkan, persiapan materi berupa pakaian anak, biaya rumah sakit dan lainnya yang menunjang selama persiapan hingga setelah melahirkan, sebab banyak kasus ibu meninggal akibat terlambat ditangani ketika akan melahirkan karena tidak ada biaya untuk melahirkan (Manuaba, 2011).
Selain akibat kurangnya persiapan persalinan, terdapat tiga faktor yang dikenal dengan kondisi tiga terlambat yang terdiri dari:
- Terlambat dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
- Terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,
- Terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi
Angka kematian ibu diseluruh dunia selain dari faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan terus meningkatnya angka kematian ibu, diantaranya pendarahan terus menerus, infeksi, tekanan darah tinggi selama hamil, komplikasi saat persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2019).
Indonesia menempati posisi yang memprihatinkan karena sebagai negara yang memiliki Angka Kematian Ibu tertinggi di Asia Tenggara. Untuk menekan permasalahan ini pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan berupa Posyandu yang diselenggarakan tiap bulannya. Selain pelayanan yang disediakan oleh pemerintah, terdapat pelayanan Antenatal care untuk pemeriksaan kondisi kehamilan yang dianjurkan oleh dokter ataupun bidan bagi setiap ibu hamil agar tetap mengetahui kondisi kehamilannya.
Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan terkait kehamilan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi sebaik mungkin selama kehamilan. Pelayanan Antenatal care dapat ditemukan dan didapatkan di tempat pelayanan kesehatan setempat seperti Rumah Sakit, Praktek Kebidanan, dan di rumah dengan kunjungan dokter. Antenatal care berfungsi dalam mengecek dan mengontrol kesehatan dan kesejahteraan bayi dan ibu, melihat masalah yang terjadi selama kehamilan sehingga cepat untuk ditangani, memberikan informasi mengenai kesehatan bayi dan ibu dan cara menjaganya, memberikan konsultasi atas keluhan yang dirasakan, dan membantu membuat perencanaan kelahiran, serta mampu memantau pertumbuhan bayi dengan ultrasound scan (UNICEF, 2019).
Persiapan Persalinan
Pemanfaatan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah seperti Posyandu juga sangat bermanfaat untuk ibu hamil dan ibu yang memiliki balita. Posyandu memberikan pelayanan berupa imunisasi, baik kepada ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS), dan balita, memberikan informasi terkait gizi yang harus dicukupi oleh ibu hamil seperti zat besi dan asam folat, serta yang lainnya. Untuk menjamin tercukupinya kebutuhan ibu hamil, Posyandu memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk dikonsumsi selama kehamilan. Selain itu, sama halnya dengan Antenatal care, Posyandu juga mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari ibu dan anak selama proses kehamilan hingga usia balita (Kemenkes, 2012).
Selain dari pelayanan kesehatan, seorang ibu baiknya belajar dan mengetahui cara IMD untuk kelancaran pemberian ASI kepada sang bayi. IMD merupakan suatu langkah pemberian ASI pertama kali segera setelah bayi dilahirkan dengan meletakkan bayi di atas perut ibunya atau di dada ibu bagi yang melakukan caesar. Akan tetapi, perlu dipastikan ketika bayi baru lahir dibersihkan, agar tidak membersihkan cairan ketuban yang masih menempel dikedua tangan, sebab hal ini mempermudah IMD karena aroma air ketuban sama dengan aroma puting ibu. Setelah beberapa menit, bayi akan mencoba merangkak menggapai puting ibu, setiap bayi membutuhkan waktu yang berbeda-beda hingga mampu menggapai puting ibu. Apabila bayi terlalu kesulitan dalam menggapai puting ibu dapat dibantu sedikit untuk didekatkan. Setelah bayi menggapai puting ibu, ia akan menyusu dalam waktu singkat sekitar 15 menit, kemudian selesai. Selain kedua tangan yang tidak dibersihkan, usahakan vernix caseosa (lapisan lembut yang berwarna putih dan agak kekuningan menyerupai warna keju, yang menutupi sebagian wajah dan tubuh bayi) juga tidak dibersihkan karena hal itu berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh bayi (IDAI, 2013).
IMD sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi karna membuat mereka menjadi lebih tenang, tidak meningkatkan stress, mempererat hubungan ibu dan anak, dan melatih motorik anak. Selain itu, ASI yang pertama keluar mengandung tinggi zat gizi dan zat imun yang kuat untuk bayi, serta membantu adaptasi bayi pada dunia barunya. Disamping itu, IMD juga berfungsi dalam merangsang hormon Oxytosin yang berfungsi dalam mengurangi perdarahan ibu dan membantu pelepasan plasenta. Oleh karena itu, IMD sangatlah penting untuk dilakukan 0-24 jam setelah kelahiran (Adam dkk, 2016).
Masa Pandemi COVID-19
Dalam masa pandemi Covid-19, pemerintah membuat buku panduan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir untuk tetap menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka. Bagi ibu hamil yang ingin melakukan antenatal care sangat dianjurkan untuk melakukan tele-konsultasi klinis, tetapi apabila ditemukan gejala atau keluhan berbahaya dapat diperiksakan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. Bagi ibu bersalin tetap dapat melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Bagi ibu yang memiliki status ODP, PDP, terkonfirmasi COVID-19 dapat bersalin di rumah sakit rujukan COVID-19 dengan proses penanganannya harus sesuai dengan protokol penanganan COVID-19. Ibu dengan status BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-19 dapat bersalin di fasyankes sesuai kondisi kebidanan (bisa di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ataupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)) (Kemenkes, 2020).
Saat ini seluruh dunia sedang berperang melawan pandemi yang dapat memberikan dampak kesehatan yang sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian dan menular kapan saja ke orang sekitar kita. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesadaran dan kewaspadaan kita terkait dengan protokol kesehatan dan keselamatan dalam melawan Covid-19, terutama bagi ibu dan sang buah hati.
Kontributor: Agusni Rohmayanti, mahasiswi Semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi:
Adam, A. Alim, A. Sari, N.P. 2016. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang. Vol. 2. No. 2. Hal. 76-77.
IDAI, 2013. Inisiasi Menyusu Dini. [online] IDAI. Available at: <https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini> [Accessed 19 July 2020].
Kemenkes. 2012. Ayo ke Posyandu setiap Hari. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes, 2017 dalam Agung, 2019. [online] Ugm.ac.id. Available at: <https://www.ugm.ac.id/id/newsPdf/17548-aki-di-indonesia-masih-tinggi> [Accessed 17 July 2020].
Kemenkes. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Pandemi COVID-19. Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta. Hal. 5-9
Manuaba, (2011) .GawatDarurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG
Rohani, Saswita, Marisah. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Sumarah, (2008).Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
UNICEF, 2019. Antenatal Care โ UNICEF DATA. [online] UNICEF DATA. Available at: <https://data.unicef.org/topic/maternal-health/antenatal-care/> [Accessed 19 July 2020].
WHO, 2019. Maternal Mortality. [online] Who.int. Available at: <https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality> [Accessed 17 July 2020].