Menyenangkan kali ya? Setiap hari selau berpakaian rapi menuju kamar rawat pasien, memegang kertas assesment pasien, menjelaskan menganai diet penyakit pasien menggunakan leaflet dan anjuran makan pasien, kemudian bekerja didepan komputer dan ruangan yang bersih daan rapi, melakukan edukasi gizi dengan food model dan pulang tepat waktu.

Mungkin banyak mahasiswa tingkat akhir yang pada masa pandemi tidak merasakan bagaimana rasanya PKL di rumah sakit. Bagi anak mahasiswa gizi, PKL di rumah sakit adalah hal yang ditunggu-tunggu. Bagaimana tidak, bertahun-tahun kuliah GDDK (gizi Dalam Daur Kehidupan), Diet Dasar, Diet Lanjut, berharap semua ilmu yang di dapat di kampus dapat terealisasikan ke pasien. Merasakan bagaimana rasanya ketika pasien antusia bertanya, bagaimana rasanya ketika pasien berterima kasih, dan bagaimana rasanya melihat perkembangan pasien yang di berikan asuhan gizi selama ssekurang-kurangnya tiga hari.

Untuk mengobati rasa penasaran teman-teman, mari kita bahas tuntas apa saja yang dilakukan seorang Nutritionist atau Dietisien di Rumah sakit.

Seorang nutritionist atau dietisien wajib sekali untuk memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership.

โ€œLoh kenapa tiba-tiba leadersip sih? Ahi gizi kan hanya ke pasien, melakukan edukasi gizi serta diet pasien. Untuk apa seorang gizi memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership?โ€

Baik, mari kita bahas satu satu tugas dan tanggung jawab ahli gizi di rumah sakit!

Ketika seorang ahli gizi sudah memiliki STR (Surat tanda registrasi) maka seseorang sudah diakui berkompetensi untuk melakukan semua pelayanan gizi, baik layanan Rawat Inap, Layanan Rawat Jalan atau Edukasi gizi. Nutritionist bertanggung jawab penuh untuk kualitas dan kuantitas makanan serta diet pasien.

Tugas Nutritionist dan Dietisien di Rumah Sakit

  1. Nutritionist
  2. Perencanaan

Nutritionist harus mampu untuk merecanakan operasional di unit Gizi. Ketika kuliah kita hanya merencanakan satu pasien, namun ketika sudah bekerja di suatu unit gizi, nutritionist harus mampu melakukan perencanaan untuk semua pasien.

Beberapa perencanaan unit gizi:

  • Perencanaan Anggaran

Beberapa rumah sakit menggunakan perencanaan anggaran tahuan. Perencanaan anggaran tahunanan biasanya mengacu dari jumlah biaya pengeluaran dalam tahun sebelumnya.

Perencanaan yang dimaksud dapat berupa perencanaan bahan makanan pasien, perencanaan makan/snack karyawan jika rumah sakit meakukan pelayanan sendiri untuk karyawan, perencanaan fasilitas untuk operasional seperti seragam karyawan, peralatan masak, peralatan makan pasien, dan perencanaan ATK yang digunakan untuk operasinal setahun kedepan, serta perencanaan pengembangan/ pelatihan untuk petugas di gizi. Ada banyak sekali jenis pelatihan yang harus diterapkan oleh seorang petugas di unit gizi seperti food safety, pelatihan K3, pelatihan kebakaran, pelatihan service excellent, serta untuk ahli gizinya sendiri pelatihan NCP, ISO dll.

  • Perencanaan Siklus

Untuk jenis siklus di rumah sakit ada banyak jenis. Siklus 10 31 hari, siklus 5 31 hari atau siklus 30 31 hari, tergantung standar siklus di tempat bekerja. Serta untuk perubahan siklus menu pasien atau siklus karyawan bisa dilakukan satu kali 6 bulan, atau satu kali 3 bulan.

Untuk tahapan perubahan siklus menu biasanya terlebih dahulu dilakukan perencanaan siklus baru, kemudian dilakukan test food kebeberapa panelis yang bukan pasien untuk memutuskan apakah menu layak di jadikan standar menu selanjutnya atau harus dilakukan evaluasi ulang sebelum menetapkan standar baru.

Selain standar menu, seorang ahli gizi juga harus mampu menentukan standar posri, standar diet dan spesifikasi bahan makanan.

  • Quality control

Kualitas dan kuantitas makanan pasien sepenuhnya tanggung jawab nutritionist. Kualitas bahan makanan harus sesuai spesifikasi bahan makanan, kualitas makanan harus sesuai dengan standar (rasa, tekstur, warna) dan standar porsi, agar tujuan dari standar diet yang sudah di tentukan dietisien untuk keutuhan pasien terpenuhi.

  • Monitoring dan evaluasi

Ada beberapa kegiatan monitoring dan evaluasi di unit gizi.

  • Monitoring asupan makan

Monitoring asupan dilakukan untuk melihat jumlah % asupan makan pasien selama di Rumah sakit. Apakah memenuhi kebutuhan pasien atau tidak. Untuk sisa makanan di Rumah Sakit menggunakan sistem comstock.

  • Monitoring kepuasan pasien/karyawan

Ada banyak cara melakukan monitoring kepuasan pasien/karyawan, salah satunya dengan kuesioner. Panelis yang dipilih acaak, dengan jumlah panelis minimal berdasarkan rata-rata jumlah pasien setiap hari. Evaluasi dapat dilakukan minimal satu kali dalam sebulan.

  • Monitoring operasional

Untuk monitoring operasioanl juga menjadi salah satu tanggung jawab ahli gizi sebagai seorang quality control. Monitoring kelancaran operasional serta memberikan saran perbaikan setiap ditemukannya kendala dalam operasioanl. Ada beberapa cara untuk monitoring operasional; dengan melakukan briefing rutin, dengan laporang minggu/bulanan dan pemecahan solusi setiap kendala atau perubahan langsung setiap ada kendala.

  • Monitoring anggaran

Monitoring anggaran dilakukan sekali dalam sebulan. Jumlah pemakaian bahan makanan dalam sebulan dibandingkan dengan jumlah pasien dalam sebulan/harga makan/kelas perawatan.

Monitoring anggaran di unit gizi dilakukan oleh Kepala bagian gzi dengan melihat data biaya bahan makanan dari faktur suplier/hari atau perminggu.

Untuk melihat jumlah stok bahan makanan di gudang basah dan gudang kering dengan melakukan stock opname wajib minimal sekali sebulan.

Untuk beberapa rumah sakit, sudah banyak rumah sakit yang menggunakan sistem komputer untuk pemesanan bahan makanan, pembelian bahan makanan, pengeluaran bahan makanan serta untuk melihat sisa stock digudang. Hanya saja, sistem computer di gizi harus tetap diawasi secara manual karena ada beberapa bahan makanan yang tidak bisa dikeluarkan secara pcs seperti garam, gula, susu dll, sehingga monitoring pengeluaran bahan makanan harus tetap dilakukan manual dan dibandingkan dengan sitem data di sitem rumah sakit.

  • Pengembangan dan pembaharuan

Untuk pengemmbangan dan pembaharuan tergantung apa saja yang dibutuhkan unit saat itu. Seoarang nutritionist harus mampu untuk berfikir kreatif dan tegas dalam menangani setiap masalah/kendala yang ada di unit serta pengembangan untuk inovasi kerja yang lebih efektif dan efisien.

            Ini beberapa tugas nutritionist di Rumah sakit, masih banyak hal yang harus dipelajari sebelum mulai bekerja di Rumah sakit ya teman-teman. Apakah ini bisa menjadi gambaran bagi temn-teman bagaimana kerja di Rumah sakit? Untuk jobdesk dietisien kita bahas besok ya, supaya teman-teman semakin penasaran bagaimana serunya bekerja di Rumah sakit.

Salam sehat dan tetap semangat!

Fikrat Verina Putri

Ahli Gizi Rumah Sakit Swasta di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *