Mentega vs Margarin: Beda? Kita pasti tidak asing dengan adanya mentega dan margarin. Tapi, seringkali kita mungkin bingung membedakan mentega dengan margarin. Sebenarnya, ada perbedaannya tidak ya di antara kedua bahan ini? Yuk, kita simak pembahasannya di bawah ini!
Cuplikan Sejarah Mentega vs Margarin: Beda?
Mentega dan margarin sebenarnya sangatlah berbeda. Bahkan, dari asal mula ditemukannya pun berbeda. Mentega diduga sudah ada sejak sekitar tahun 8000 SM yang ditemukan oleh seorang Afrika yang melihat bahwa susu kambing yang ia bawa ketika menyeberangi daerah tidak rata telah terpisah dan menjadi mentega. Sedangkan, margarin memiliki usia yang lebih ‘muda’. Margarin diciptakan oleh seorang ahli kimia Perancis pada tahun 1860an ketika Napoleon III mencari alternatif mentega yang lebih murah pada perang Franco-Prussian. Maka, dapat disimpulkan bahwa margarin adalah subtitusi atau pengganti dari mentega (Buckingham, 2019)
Perbedaan
Secara mudah, perbedaan dari mentega dan margarin adalah bahan dasar pembuatannya. Mentega merupakan produk olahan krim atau susu hewani yang dipadatkan. Mentega yang dijual, setidaknya harus memiliki 80% lemak hewani dan sisanya terdiri atas air dan protein susu (Mannon, n.d.). Di sisi lain, margarin merupakan subtitusi dari mentega. Margarin terbuat dari campuran minyak nabati, air, dan perasa untuk dibuat mirip seperti mentega. Beberapa margarin biasanya masih mengandung sedikit produk turunan susu (Cericola, n.d.).
Berdasarkan perbedaan bahan dasar, tentunya juga menunjukkan kandungan minyak yang berbeda dalam kedua bahan. Mentega mengandung minyak hewani, sedangkan margarin mengandung minyak nabati. Perbedaan ini tentunya memberikan dampak pada rasa, tekstur, dan kandungan nutrisi dari kedua bahan (Foster, 2015). Seperti kebanyakan produk hewani lainnya, mentega memiliki jumlah kolesterol dan lemak jenuh yang lebih tinggi daripada margarin. Di sisi lain, margarin memang mengandung lemak tidak jenuh tapi seringkali juga mengandung lemak trans. Komposisi ini juga yang menyebabkan adanya perbedaan tekstur dari kedua bahan. Mentega memiliki tekstur yang lebih padat daripada margarin ketika dibiarkan pada suhu ruang, karena lemak jenuh memiliki ikatan yang lebih kuat sampai ketika terkena panas (Mannon, n.d.).
Dalam kegunaannya, kedua produk ini juga memiliki perbedaan. Karena kandungan air yang tinggi, margarin yang digunakan untuk memanggang akan menghasilkan masakan yang lebih keras dan adonan yang lebih cair (Buckingham, 2019). Secara rasa, mentega (dengan kandungan lemak hewaninya) tentu memiliki keunggulan daripada margarin sehingga seringkali lebih banyak digunakan untuk membuat kue kering (Cericola, n.d.). Selain itu, adanya kandungan air yang tinggi dalam margarin juga kurang sesuai untuk pembuatan kue kering karena dapat mengganggu hasil akhir masakan (Mannon, n.d.).
Kandungan Gizi
Sudah cukup banyak perbedaan dari mentega dan margarin yang kita ketahui sekarang. Kalau begitu pertanyaan selanjutnya adalah mana yang lebih sehat untuk dikonsumsi?
Menurut Scollard (2007), mentega mengandung banyak lemak jenuh yang dapat menghambat arteri, sedangkan margarin walaupun memiliki lemak tidak jenuh (atau lemak baik) tapi juga mengandung lemak trans yang dapat menghasilkan kolesterol jahat. Sehingga, akan sangat baik jika menghindari keduanya dan menggunakan minyak nabati, seperti minyak zaitun, minyak canola, dan sebagainya. Namun, banyak ahli gizi yang menyadari bahwa kurang realistis jika memaksa seseorang benar-benar berhenti mengonsumsinya. Jika harus memilih di antara keduanya, maka margarin adalah pilihan yang lebih baik – selama kita bisa memilih tipe margarin yang benar!
Ada beberapa bentuk margarin di pasaran, seperti bentuk batangan, dalam tube, dan cair yang mana tidak semuanya dibuat dengan proses yang sama. Pembuatan margarin akan melalui proses hidrogenasi yang akan menambahkan hidrogen pada minyak untuk mengeraskan teksturnya. Proses ini akan menghasilkan lemak trans, yang mana dapat meningkatkan kolestrol jahat secara signifikan dan menurunkan kolestrol baik dalam tubuh. Semakin keras tekstur margarin, maka kecenderungannya adalah semakin tinggi lemak trans yang terkandung di dalamnya.
Mari kita lihat perbandingannya
Mentega (1 sdm) | Margarin batang (1 sdm) | Margarin cair/tube (1 sdm) | Minyak canola (1 sdm) | |
Kalori (kkal) | 100 | 100 | 60 | 120 |
Lemak total (gr) | 11 | 11 | 7 | 14 |
Lemak jenuh (gr) | 7 | 2 | 1 | 1 |
Lemak trans (gr) | 0 | 3 | 0,5 | 0 |
Kolesterol (mg) | 30 | 0 | 0 | 0 |
Tabel 1. Perbandingan kandungan gizi dari mentega, margarin, dan minyak canola
Sumber: Food and Drug Administration dalam https://oregon.providence.org
Rekomendasi Konsumsi Mentega & Margarin
Berdasarkan data di atas, maka terdapat beberapa rekomendasi yang dapat kita lakukan untuk mengonsumsi mentega dan margarin.
- Usahakan menggunakan mentega untuk resep khusus ataupun acara khusus, dan saat digunakan juga perhatikan jumlahnya.
- Hindari margarin batangan jika memungkinkan. Pilihlah jenis margarin batang dengan jumlah lemak trans sedikit yang dapat kita ketahui saat membaca label makanan.
- Margarin cair bisa menjadi pilihan yang lebih sehat daripada mentega dan margarin batang. Perhatikan label makanan untuk mencari opsi yang terbaik dengan kandungan lemak trans dan lemak jenuh lebih sedikit.
- Minyak sayur dapat menjadi pilihan yang lebih baik daripada mentega ataupun margarin. Gunakan sebagai pengganti saat memasak, namun tetap perhatikan jumlahnya karena kalori dalam lemak dapat terakumulasi dengan cepat tanpa kita sadari.
Kandungan nutrisi dari setiap jenis mentega dan margarin di pasaran dapat dengan mudah kita ketahui jika kita membaca label makanan yang terdapat pada kemasannya, loh! Jika memang masih ragu-ragu dalam memilih, akan sangat baik jika kita membandingkannya sendiri secara langsung antara setiap jenis dan merek. Akhir kata, walaupun ada beberapa opsi yang lebih baik dan bisa dinilai lebih sehat, namun kita tetap perlu memperhatikan jumlah yang kita konsumsi sehari-hari dan menyesuaikannya dengan kebutuhan konsumsi harian kita!
Kontributor: Rani Berlian, S.Gz
Referensi:
- Buckingham, C. 2019. What’s the Difference Between Butter and Margarine. [Artikel] Tersedia di: https://www.eatthis.com/butter-vs-margarine/. Diakses pada 24 Juni 2020.
- Cericola, L. n.d. What’s The Difference Between Butter and Margarine. [Artikel] Tersedia di: https://www.southernliving.com/fats/butter/difference-between-butter-margarine. Diakses pada 24 Juni 2020.
- Foster, K. 2015. What’s the Difference Between Butter and Margarine. [Artikel] Tersedia di: https://www.thekitchn.com/whats-the-difference-between-butter-and-margarine-223410. Diakses pada 24 Juni 2020.
- Harvard Health Publishing. Butter vs. Margarine. [Artikel] Tersedia di: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/butter-vs-margarine. Diakses pada 24 Juni 2020.
- Mannon, G. n.d. Here’s the Actual Difference Between Butter and Margarine. [Artikel] Tersedia di: https://www.tasteofhome.com/article/difference-between-butter-and-margarine/. Diakses pada 24 Juni 2020.
- Scollard, T. 2009. Ask an Expert: Butter vs. Margarine – which is better for you. [Artikel] Tersedia di: https://oregon.providence.org/forms-and-information/a/ask-an-expert-butter-vs-margarine-which-is-better-for-you/. Diakses pada 24 Juni 2020.