Tubuh ibu hamil mengalami banyak perubahan demi menopang pertumbuhan janin dalam rahimnya. Perubahan tersebut terdiri dari perubahan hormon, pertambahan volume darah dan perubahan komposisinya, perubahan fungsi ginjal, dan pertambahan berat badan (Picciano & McDonald, 2005) โ€“ Gizi Ibu Hamil Yang Harus Dipenuhi.

Maka dari itu, Gizi Ibu Hamil Yang Harus Dipenuhi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin sekaligus memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuhnya. Berikut zat-zat gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga kesehatan ibu dan calon bayi yang akan dilahirkan:

1. Energi

Kebutuhan energi selama kehamilan meningkat terutama karena sintesis protein dan jaringan lemak, serta energi yang dikeluarkan untuk mempertahankan peningkatan jumlah jaringan yang aktif secara metabolik. Kebutuhan energi berubah selama kehamilan tergantung pada waktu pembentukan jaringan ibu dan janin (Brown, dkk. 2017).

Oleh karena itu, Kemenkes RI (2019), menganjurkan tambahan 180 kkal energi per hari pada trimester 1 dan tambahan 300 kkal energi per hari pada trimester 2 dan 3. Perlu diingat angka-angka tersebut merupakan energi tambahan yang diperlukan ibu hamil dan bukan jumlah keseluruhan energi yang diperlukan.

Untuk mendapatkan total energi yang diperlukan Gizi Ibu Hamil Yang Harus Dipenuhi, Anda harus menjumlahkan energi harian yang diperlukan oleh perempuan sesuai usia dan energi tambahan sesuai usia kehamilan.

2. Protein

Berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI (2019), ibu hamil harus mengonsumsi tambahan protein sebanyak 1 gram per hari pada trimester 1, 10 gram per hari pada trimester 2, dan 30 gram per hari pada trimester 3. Pada trimester 1 peningkatan kebutuhan protein tidak signifikan karena kebutuhan protein tersebesar dimulai pada trimester 2 dan 3 (Picciano & McDonald, 2005).

Kebutuhan protein meningkat selama kehamilan terutama karena pertambahan jaringan protein. Dari sekitar 925 gram protein yang terakumulasi dalam jaringan protein selama kehamilan, 440 gram diambil oleh janin, 216 gram digunakan untuk peningkatan darah ibu dan volume cairan ekstraseluler, 166 gram dikonsumsi oleh rahim, dan 100 gram diakumulasikan oleh plasenta (Brown, dkk., 2017).

3. Lemak

Lemak yang dikonsumsi dalam makanan digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan berfungsi sebagai sumber vitamin yang larut dalam lemak. Lemak juga menyediakan asam lemak esensial yang secara khusus dibutuhkan untuk komponen pertumbuhan dan perkembangan janin (Brown, dkk., 2017). Untuk ibu hamil berusia 19 hingga 29 tahun, dianjurkan untuk mengonsumsi sekitar 67,3 gram lemak per hari yang terdiri dari setidaknya 14 gram lemak omega-6 dan 1,4 gram lemak omega-3 (Kemenkes RI, 2019).

4. Vitamin dan Mineral Untuk Gizi Ibu Hamil Yang Harus Dipenuhi

Kebutuhan untuk sebagian besar vitamin dan mineral meningkat selama kehamilan karena tuntutan metabolisme yang terkait dengan pertumbuhan plasenta dan janin, perluasan jaringan ibu dan volume plasma, dan peningkatan kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan jaringan (Brown, dkk., 2017). Sebagian besar asupan vitamin dan mineral dapat terpenuhi apabila ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Namun, beberapa vitamin dan mineral memerlukan perhatian khusus untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.

  • Folat: dianjurkan bagi ibu hamil untuk mengonsumsi 600 mikrogram folat per hari (Kemenkes RI, 2019). Folat diperlukan untuk mencegah anemia, menjaga pertumbuhan janin, dan mencegah cacat lahir seperti cacat tabung saraf.
  • Kalsium: kalsium sangat dibutuhkan dalam kehamilan untuk mineralisasi kerangka janin dan pemeliharaan kesehatan tulang ibu. Sekitar 30 gram kalsium ditransfer dari ibu ke janin selama kehamilan (Brown, dkk., 2017). Kemenkes RI (2019) menganjurkan ibu hamil untuk mengonsumsi sekitar 1200 miligram selama kehamilan.
  • Vitamin D: vitamin D mendukung pertumbuhan janin, penambahan kalsium ke tulang, dan pembentukan gigi dan enamel. Ibu hamil harus mendapat asupan 15 mikrogram vitamin D per hari. Vitamin D tersebut dapat diperoleh dengan mengonsumsi tiga cangkir susu yang diperkaya vitamin D sehari atau dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi (Brown, dkk., 2017).
  • Zat besi: ibu hamil rentan mengalami anemia dikarenakan adanya perubahan fisiologis. Untuk mencegah dampaknya sebelum dan sesudah melahirkan, maka ibu hamil perlu mengonsumsi zat besi tambahan sekitar 1000 miligram, dimana 300 miligram digunakan untuk janin dan plasenta, 250 miligram terbuang ketika melahirkan, dan 450 miligram digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah (Brown, dkk., 2017). Zat besi bisa didapat dari makanan dan suplemen untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil.

5. Air

Ibu hamil harus mendapatkan tambahan asupan air sebanyak 300 ml per hari sepanjang kehamilan (Kemenkes RI, 2019). Peningkatan besar kebutuhan air selama kehamilan umumnya diiringi oleh peningkatan tingkat kehausan. Wanita yang melakukan aktivitas fisik di iklim panas dan lembab harus cukup minum untuk menjaga agar urin berwarna terang dan volume tetap normal. Air, jus buah encer, es teh, dan minuman tanpa pemanis lainnya adalah pilihan yang baik untuk tetap terhidrasi (Brown, dkk., 2017).

Bahaya Kurang Asupan Gizies selama kehamilan

Kehamilan merupakan salah satu periode penting untuk menentukan kesehatan bayi dalam jangka panjang. Kekurangan asupan gizi selama kehamilan dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. Malnutrisi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko anemia kehamilan, hipertensi, keguguran dan kematian janin selama kehamilan, kelahiran prematur, dan kematian ibu.

Untuk bayi baru lahir, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR), sistem kekebalan tubuh yang buruk, retardasi pertumbuhan intrauterin janin yang mungkin memiliki konsekuensi umur panjang pada perkembangan, kualitas hidup, dan biaya perawatan kesehatan bayi baru lahir (Salem, Eshra, & Saleem, 2016).

Kehamilan menimbulkan berbagai efek tidak mengenakan pada tubuh ibu hamil. Rasa tidak nyaman di area sekitar perut dan mual dapat mengurangi nafsu makan ibu hamil. Padahal kita tahu pada saat hamil kebanyakan kebutuhan gizi meningkat.

Di sini peran pasangan menjadi penting untuk memastikan ibu hamil memenuhi kebutuhan gizinya. Penelitian membuktikan bahwa program intervensi gizi ibu hamil lebih efektif apabila ditargetkan pada kedua calon orang tua (Nguyen, dkk., 2018). Keefektifan tersebut dapat berupa peningkatan asupan suplemen mikronutrien dan keragaman asupan makanan. Maka dari itu, kedua calon orang tua berperan penting dalam pemenuhan gizi ibu hamil.


Kontributor: Nadia Rana Nabila, Mahasiswi Semester 6 Sarjana Gizi FKM UI


Referensi:
Brown, J. E., dkk. 2017. Nutrition Through the Life Cycle. 6th ed. Boston: Cengage Learning.
Nguyen, P. H., dkk. 2018. Engagement of Husbands in a Maternal Nutrition Program Substantially Contributed to Greater Intake of Micronutrient Supplements and Dietary Diversity during Pregnancy: Results of a Cluster-Randomized Program Evaluation in Bangladesh. J Nutr; vol 148(8): hh. 1352โ€“1363.
Picciano, M. F. dan McDonald, S. S. 2005. Nutritional Requirements During Pregnancy and Lactation. Dalam Perinatal Nutrition: Optimizing Infant Health and Development. Editor J. Bhatia. New York: Marcel Dekker.
PMK No. 28 Tahun 2019 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. 20 Agustus 2019. Berita Negara Republik Indonesia Nomor 956. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Salem, S., Eshra, D. dan Saleem, N. 2016. Effect of malnutrition during pregnancy on pregnancy outcomes. Journal of Nursing & Care; 5(10).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *