Masyarakat Indonesia mungkin tidak asing dengan makanan pendamping yang satu ini, Kerupuk Si Renyah Makanan Rakyat ! Mengonsumsi makanan apa pun dengan kerupuk tidak pernah menjadi pilihan yang salah. Selain sebagai pendamping makanan, kerupuk juga dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan.

Ada beraneka jenis kerupuk yang beredar di pasaran, seperti kerupuk aci, kerupuk udang, kerupuk singkong dan lain sebagainya. Sebagai makanan yang sering kita konsumsi, sebenarnya kandungan gizi apa yang ada di dalam kerupuk? Apakah konsumsi kerupuk memiliki dampak buruk?

Kandungan Gizi Kerupuk

Sumber gizi yang paling besar dari kerupuk diperoleh dari pati yang banyak mengandung karbohidrat (Koswara, 2009). Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah zat gizi yang terkandung dalam 100 gram kerupuk udang dan kerupuk aci.

Zat GiziKerupuk AciKerupuk Udang
Energi381 kkal549 kkal
Protein0,3 g6,5 g
Lemak0,1 g28,4 g
Karbohidrat91,3 g66,6 g
Serat0,9 g0,7 g
Vitamin A0 ยตg19 ยตg
Natrium9 mg74 mg

Kandungan Gizi Kerupuk Aci dan Kerupuk Udang
Sumber: Nutrisurvey

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa kerupuk udang memiliki kandungan protein dan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan kerupuk aci. Hal ini terjadi karena pada pembuatan kerupuk udang, ditambahkan ekstrak daging udang yang akan memperkaya nilai gizi dari kerupuk ini. Apabila kita melihat secara keseluruhan, kandungan zat gizi yang paling tinggi baik dari kerupuk udang dan kerupuk aci adalah karbohidrat.

Karbohidrat ini berasal dari tepung tapioka yang biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kerupuk (Koswara, 2009). Apabila dilihat dari fungsinya yang biasa dikonsumsi sebagai makanan pendamping atau makanan ringan yang artinya dikonsumsi dalam jumlah sedikit, kerupuk tidak dapat dijadikan sebagai sumber kalori. Artinya, meskipun memang mengandung kalori, protein dan karbohidrat, peranannya sangat kecil dalam menyuplai kebutuhan harian tubuh kita (Koswara, 2009).

Risiko Konsumsi Kerupuk Berlebih

Untuk mendapatkan kerupuk yang renyah dan gurih, kerupuk perlu dimasak dengan cara digoreng di dalam minyak panas dalam jumlah yang cukup banyak. Pada saat proses penggorengan ini minyak akan terserap ke dalam kerupuk. Dalam proses penggorengan ini dapat terbentuk lemak jenuh, apalagi jika menggunakan minyak yang telah digunakan secara berulang. Semakin banyak konsumsi asam lemak jenuh, kadar low density lipoprotein (LDL) kolesterol dalam darah yang merupakan kolesterol jahat akan meningkat. Lemak jenuh ini dapat menyebabkan darah mudah menggumpal dan penyempitan pembuluh darah yang akan berujung pada Penyakit Jantung Koroner (Yusuf et al, 2013).

Kerupuk Si Renyah Makanan Rakyat, Masyarakat Indonesia yang cenderung lebih menyukai makanan yang diolah dengan cara digoreng, salah satunya adalah kerupuk, memang harus mulai memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Apalagi dalam hal ini kerupuk tidak memiliki kandungan gizi yang cukup berarti dan dapat digantikan oleh pangan lain yang lebih bergizi. Itu sebabnya, kita perlu lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi agar dapat memperoleh nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.


Kontributor: Dinda Elaphria P. B., Mahasiswa Semester 6 Sarjana Gizi FKM UI


Referensi:
Koswara, S. 2009. Pengolahan Aneka Kerupuk. Semarang: Universitas Muhamadiyah Semarang
Yusuf, F., Sirajuddin, S., dan Najamuddin, U. 2013. Analisis Kadar Asam Lemak Jenuh dalam Gorengan dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan di Lingkungan Workshop Universitas Hasanuddin. Makassar: Universitas Hasanuddin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *