Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan komoditas kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Bijinya berbentuk agak bulat sampai lonjong. Bentuk ukurannya sangat berbeda-beda ada yang besar, sedang dan kecil begitu juga warnanya pun bermacam-macam dari putih, merah dan ungu perbedaan itu tergantung pada jenisnya (Respati et al. 2013).
Kandungan gizi kacang tanah
Kacang tanah kaya kandungan lemak, protein yang tinggi, zat besi, vitamin E, vitamin B kompleks, fosfor, vitamin A, vitamin K, lesitin, kolin, dan kalsium (Respati et al. 2013). Biji kacang mengandung 40–48% lemak. Tingginya kandungan lemak menjadi pembatas dalam mengkonsumsi produk olahannya. Bagi orang yang sedang menjalani program diet, olahan kacang akan dihindari sebagai camilan karena kandungan lemaknya dapat menambah timbunan lemak tubuh (Almatsier, 2006). 25% protein yang terkandung di dalamnya jauh lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam daging, telur, dan kacang kedelai. Ia juga mengandung asam amino yang tinggi, dan 18% karbohidrat.
Manfaat kacang tanah
Kacang tanah memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan antara lain menyimpan energi lebih lama dan mempunyai indeks glisemik yang rendah. Oleh karena itu, kadar gula darah akan naik secara perlahan, sehingga kita merasa kenyang dan bertenaga lebih lama. Serat alami yang tinggi berperan penting dalam mengurangi resiko terserang kanker, pengendalian kolesterol, dan kadar gula darah. Kacang ini mengandung antioksidan (beta-sitosterol dan reversatrol) yang terbukti mampu menekan pertumbuhan kanker dan mengurangi resiko penyakit jantung. Selain itu juga mengandung kadar arginin tinggi, yaitu asam amino yang berguna untuk mencegah serangan jantung dan kanker, memperkuat kekebalan tubuh, memperkuat perkembangan otot, mempercepat penyembuhan luka, mengurangi rasa letih dan menyembuhkan impotensi. (Badan Litbang Pertanian,2012).
Kacang tanah sangat dekat dengan konsumsi pangan kita sehari-hari. Mulai dari berbagai macam kudapan (snack) kacang rebus, kacang garing, kacang atom, sampai dengan minyak dan tempe kacang. Ataupun biasanya disajikan sebagai saus kacang yang terdapat pada Gado-Gado, Sate, Ketoprak, dan lain-lain.
Waspada kacang bermutu buruk
Di balik kelezatan dan manfaatnya, ada bahaya yang harus diwaspadai ketika mengonsumsi biji kacang tanah yang mutunya buruk seperti terkena jamur atau keriput. Salah satu jamur yaitu Aspergillus flavus dan A. parasiticus dapat menghasilkan racun yang disebut aflatoksin. Racun ini telah terbukti membahayakan kesehatan manusia berupa kanker terutama kanker hati. Konsumsi makanan berkadar aflatoksin tinggi dalam jangka pendek bisa menyebabkan ‘keracunan akut’.
Gejala-gejalanya meliputi demam, sakit perut, muntah, anggota badan tertentu bengkak terutama tangan dan kaki (‘ederma’). Sedangkan, konsumsi makanan yang mengandung aflatoksin dosis menengah hingga rendah dalam jangka panjang (‘keracunan kronis’) menyebabkan kanker hati, menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, mengganggu metabolisme protein, dan mengganggu ketersediaan gizi mikro.
Kacang tanah dan jerawat
Pada kasus lain, konsumsi kacang tanah dapat menimbulkan ataupun memperparah adanya jerawat. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas kelenjar sebum/minyak dalam memproduksi minyak, penyumbatan saluran folikel pada pori-pori kulit, dan inflamasi di bawah permukaan kulit. Tetapi kasus ini hanya terjadi pada sebagian kecil orang yang memang tidak toleran (alergi) dengan kacang tanah maupun jenis kacang-kacangan lainnya.
Anda tidak perlu takut untuk mengonsumsi kacang tanah atau jenis kacang-kacangan lain, karena lemak yang dapat menimbulkan jerawat dapat dinetralisir dan dibuang melalui pori-pori kulit. Untuk itu, anjuran berolahraga merupakan salah satu pilihan dan juga solusi yang tepat agar nutrisi dalam makanan berprotein tinggi ini bisa terserap dan bermanfaat bagi tubuh secara optimal. Selain itu, konsumsi air mineral yang cukup juga dapat membantu proses purifikasi (pembersihan) dan pembuangan minyak jenuh penyebab minyak berlebih pada wajah melalui keringat.
Bila ingin makan kacang, sebaiknya konsumsilah kacang yang dipanggang. Hindari makan kacang yang digoreng karena mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi. Hal ini karena minyak yang digunakan untuk menggoreng kacang mengandung lemak jenuh. Selain itu, bila kita ingin mengolah kacang tanah maka pastikan bahwa kondisinya masih layak untuk dimakan. Pisahkan dan buang semua biji yang mutunya buruk, yakni yang rusak (berlubang, pecah), berkecambah, berjamur (kulit ari berubah warna), serta yang belum masak panen (biji keriput), sebelum dimasak atau dikonsumsi.
Kontributor: Nurul’Aidha MD, mahasiswi semester 6 Sarjana Gizi FKM UI
Referensi:
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
A.A. Rahmianna dan Erliana Ginting. 2012. Kacang Tanah: SUMBER Pangan Sehat dan Menyehatkan. No.3449. Badan Litbang Pertanian
Cahyono, B. 2007. Kacang Tanah. Rineka Cipta. Semarang.
Respati, E., Hasanah, L., Wahyuningsih, S., Sehusman, Manurung, M., Supriyati, Y. & Rinawati (2013) Kacang tanah. Buletin Konsumsi Pangan Pusdatin,4 (1), 6–15. https://www.kominfo.go.id/content/detail/21152/disinformasi-makan-kacang-dapat-menyebabkan-jerawat/0/laporan_isu_hoaks