Perencanaanย Kehamilan: Apakah Benar Tubuh Kita Sudah Siap? Melakukan perencanaan kehamilan berarti melakukan segala persiapan untuk memiliki bayi, yang tentunya akan melibatkan peran kedua orang tua calon bayi, tenaga kesehatan, bahkan keluarga. Merencanakan kehamilan dapat membantu seorang ibu untuk memiliki bayi yang sehat. Bayi yang direncanakan (kehamilannya) memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terlahir sehat daripada bayi yang tidak direncanakan.
Dalam mempersiapkan kehamilan, cobalah untuk memastikan beberapa hal berikut ini: Berapa jumlah anak yang diinginkan? Seberapa besar jarak usia yang diinginkan? Bagaimana cara mencapai kondisi tubuh yang sesuai untuk kehamilan? Bagaimana cara mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan ketika melakukan hubungan seksual? Apakah keluarga memiliki riwayat penyakit menular tertentu? Apakah pola hidup yang dimiliki saat ini telah sesuai untuk kondisi kehamilan? Apakah kondisi fisik ibu sudah siap?
Untuk sang ibu, persiapan dari segi fisik saja akan membutuhkan waktu selama beberapa bulan untuk memastikan rahim dan tubuh benar-benar siap menopang calon janin didalamnya. Menurut anjuran dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), selama mempersiapkan kondisi fisik tubuh, yang sebaiknya dilakukan oleh ibu adalah menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi (kandungan gizinya), menghindari asap rokok dan minuman beralkohol, kemudian menjaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga, hingga menjalani pemeriksaan ultrasonography (USG) sebelum kehamilan.
USG merupakan prosedur pemeriksaan dengan alat yang memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat kondisi organ dalam tubuh. Jenis USG sebelum kehamilan yang umum dilakukan adalah USG abdominal (dilakukan pada area perut) dan USG transvaginal (dilakukan dengan memasukkan alat USG ke dalam vagina). Saat melakukan USG, hal yang akan diperiksakan meliputi pengecekan organ reproduksi wanita mulai dari indung telur, saluran indung telur (tuba falopi), dinding rahim, dan rahim. Pemeriksaan tersebut dapat mencegah ibu dan anak dari penyakit pada organ reproduksi yang tidak memunculkan gejala namun bisa menghambat proses kehamilan.
Kemudian, sang ayah juga dapat melakukan cek kesehatan sperma sebagai salah satu tindakan persiapan kehamilan. Indikasi sperma sehat dapat diketahui melalui pemeriksaan kuantitas, motilitas, dan morfologi sperma. Seorang pria dikatakan subur apabila ejakulasi atau mani yang dikeluarkan mengandung setidaknya 15 juta sperma setiap milimeter dalam satu kali ejakulasi. Setidaknya, sebesar 40 persen dari sperma yang dihasilkan tersebut dapat bergerak. Kemudian, sperma yang normal memiliki morfologi berupa kepala berbentuk oval dan ekor yang panjang, sperma yang sehat akan menghasilkan dorongan pergerakan yang dapat memengaruhi peluang sperma dalam membuahi sel telur.
Selain itu, pemerintah juga memiliki program serupa yang mendukung perencanaan kehamilan, yaitu Program Keluarga Berencana (KB). Program KB merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Dalam Program Keluarga Berencana, dilakukan pengukuran jumlah dan jarak anak yang diinginkan sebelum kehamilan.
Program KB di Indonesia diatur dalam UU No. 10 tahun 1992 yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan, umumnya dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom, pil KB, IUD (intrauterine device), KB implan/susuk, hingga vasektomi dan tubektomi (KB permanen).
Perencanaan Kehamilan: Apakah Benar Tubuh Kita Sudah Siap? Apabila sang ibu telah hamil, maka akan sangat disarankan untuk mengikuti program antenatal care (ANC). ANC merupakan pemeriksaan kehamilan secara rutin yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil. Selama ANC, hal-hal yang disarankan oleh tenaga kesehatan umumnya meliputi anjuran untuk mengonsumsi suplemen asam folat serta menjaga asupan makanan sehari-hari dengan konsumsi makanan yang bervariasi kandungan gizinya (mengandung karbohidrat, protein, lemak, hingga vitamin dan mineral).
Sangat penting untuk melakukan perencanaan kehamilan demi menghindari dampak kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) baik dari segi fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Dampak dari segi fisik akan membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya atau ibu akan mencoba melakukan aborsi yang dapat berujung pada kematian.
Referensi:
BKKBN. Revolusi Kependudukan Menyambut Era Pasar Terbuka Asean (https://www.bkkbn.go.id/detailpost/revolusi-kependudukan-menyambut-era-pasar-terbuka-asean)
Planning for Pregnancy (https://www.cdc.gov/preconception/planning.html)
Planning Your Pregnancy (http://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/pages/planning-pregnancy.aspx)
UU Perkembangan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (http://wcw.cs.ui.ac.id/repository/dokumen/lihat/11369.pdf)
Kontributor : Olivia Nur R
Mahasiswi Semester 4 Sarjana Gizi FKM UI