Bubur dan nasi merupakan sumber karbohidrat yang sangat sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Walaupun keduanya sama-sama merupakan sumber karbohidrat, namun apakah keduanya memiliki kandungan gizi yang sama? Simak artikel berikut ini untuk mengetahui jawabannya.
Secara singkatnya tentu saja keduanya memiliki kandungan gizi yang berbeda karena proses pemasakan dan tekstur yang berbeda. Untuk menghasilkan bubur dibutuhkan proses pemasakan yang lebih lama dan dengan jumlah air yang lebih banyak. Dari proses pemasakan inilah kita dapat melihat bagaimana perbedaan kandungan gizi antara bubur dengan nasi. Proses pemasakan pada bubur yang lebih lama dapat mempengaruhi kandungan gizi lainnya pada beras. Seperti indeks glikemik, dan kandungan zat gizi mikro. Karena proses pemasakan yang lebih lama, kemungkinan lebih banyak vitamin dan mineral yang terkandung dalam beras yang larut. Terkait indeks glikemik, proses pemanasan yang lebih lama dan penghalusan pada bubur menyebabkan adanya peningkatan indeks glikemik. (Supariasa & Handayani, 2019).
Bagaimana dengan zat gizi makronya? Tentu saja berbeda juga. Dibutuhkan lebih banyak bubur untuk menghasilkan jumlah kalori yang sama dengan nasi. Jumlah 1 porsi nasi atau 100 gram nasi putih sendiri memiliki kandungan sebanyak 175 Kalori, 40 gram karbohidrat dan 4 gram protein. Untuk mencapai kandungan zat gizi makro tersebut dibutuhkan bubur beras sebanyak 400 gram atau sebanyak 2 gelas. Selain pemasakan tekstur bubur yang lebih encer juga membuatnya lebih mudah untuk dicerna sehingga sering dirasakan bahwa konsumsi bubur lebih cepat lapar daripada mengkonsumsi nasi.
Bubur tetap bisa dijadikan sebagai alternatif sumber karbohidrat pengganti nasi. Agar zat gizi yang didapat tetap mencukupi jumlah bubur bisa ditambah dan dikombinasikan dengan makanan lainnya. Seperti contohnya ayam sebagai sumber protein hewani atau kacang sebagai sumber protein nabati.
Sudah tahu kan bagaimana perbedaan kandungan gizi antara bubur dan nasi walaupun mereka bersumber dari bahan makanan yang sama? Pada akhirnya baik bubur maupun nasi merupakan sumber karbohidrat yang baik untuk tubuh. Hal yang perlu diperhatikan adalah banyaknya porsi yang dimakan dan kombinasi makanan lainnya untuk mencapai kebutuhan gizi yang sesuai untuk tubuh.
Referensi:
Suharyati., et al. (2019) Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4. Jakarta: EGC Penernit Buku Kedokteran
Supariasa, I. D. N. & Handayani, D., 2019. Asuhan Gizi Klinik. Jakarta: EGC Penerbit Buku Keddokteran.
Kontributor : Rifโah Mawaddati
Mahasiswi semester 6 Sarjana Gizi FKM UI