Sumber Vitamin: Suplemen vs Makanan โ€“ Seringkali masyarakat mengonsumsi suplemen vitamin tanpa mengetahui manfaatnya. Motivasi konsumsi suplemen vitamin didasarkan pada perasaan โ€œlebih sehatโ€ sesudah mengkonsumsi suplemen vitamin atau karena alasan supaya asupan gizinya lebih terpenuhi sehingga terhindar dari penyakit. Sebenarnya, apakah Anda perlu mengonsumsi suplemen vitamin? Benarkah suplemen vitamin dapat mencegah penyakit? Untuk menjawabnya ada baiknya jika kita kenali terlebih dahulu apa itu vitamin.

Vitamin adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh Anda dalam jumlah kecil agar berfungsi dengan baik (NHS, 2019). Secara alami vitamin terkandung dalam makanan, contohnya seperti vitamin A pada wortel dan bayam, vitamin B12 pada daging sapi, unggas, dan ikan, vitamin E pada kacang-kacangan, dan vitamin-vitamin lainnya.

Sumber Vitamin: Suplemen vs Makanan โ€“ Sebenarnya, jika kita mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menjalani pola hidup sehat maka kita tidak akan memerlukan suplemen vitamin. Itu karena vitamin-vitamin yang kita perlukan bisa kita dapatkan dari makanan yang kita konsumsi.

Penelitian menemukan bahwa vitamin yang terkandung dalam makanan lebih baik daripada yang ada dalam suplemen, karena makanan merupakan sumber vitamin, mineral, dan fitokimia (kandungan kimiawi tanaman) yang bekerja bersama-sama, sedangkan suplemen cenderung bekerja sendirian.

Penelitian juga menemukan bahwa beberapa vitamin dari makanan dapat memiliki efek yang berbeda pada tubuh dibandingkan dengan vitamin dari suplemen karena vitamin dari makanan juga dipengaruhi oleh kandungan makanan lainnya.

Meski demikian, ada kondisi tertentu dimana seseorang memerlukan asupan vitamin dari suplemen. Suplemen makanan adalah produk yang dikonsumsi melalui mulut dan biasanya mengandung satu atau lebih komposisi makanan (seperti vitamin, mineral, herba, asam amino, dan enzim) (NCI, not dated). Orang yang memerlukan asupan suplemen vitamin antara lain sebagai berikut:

  • Orang yang rentan mengalami osteoporosis atau jarang terpapar sinar matahari memerlukan asupan vitamin D tambahan dari suplemen. Wanita yang sudah menopause atau pria lanjut usia mungkin perlu mempertimbangkan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D. Begitu juga dengan orang-orang yang jarang terpapar sinar matahari. Asupan harian suplemen vitamin D sebanyak 10 mikrogram dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan vitamin D yang sulit terpenuhi jika hanya mengandalkan konsumsi makanan.
  • Anak-anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun perlu mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A, C, dan D setiap hari untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
  • Orang dengan kondisi medis tertentu yang dapat mengakibatkan kekurangan asupan vitamin memerlukan suplemen vitamin. Orang dengan asupan gizi tidak seimbang (contohnya orang yang melakukan diet rendah kalori atau vegan dan vegetarian), orang dengan penyakit pencernaan yang mengurangi penyerapan vitamin yang ada di makanan (seperti diare kronis, penyakit Chron, penyakit celiac, dsb.), juga orang yang melakukan cuci darah karena gagal ginjal mungkin memerlukan suplemen vitamin tertentu.

Meski demikian, kelebihan asupan suplemen dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama jika Anda sebenarnya tidak memerlukannya. Untuk orang dewasa yang sehat, konsumsi suplemen vitamin harus mendekati batas rekomendasi harian.

Perlu diingat bahwa vitamin merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, sehingga jika kita mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menjalani pola hidup sehat maka seharusnya vitamin sudah dapat tercukupi dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Berikut beberapa efek dari konsumsi suplemen vitamin berlebih:

  • Vitamin A dosis tinggi dapat menyebabkan cacat lahir, serta gangguan sistem saraf pusat, hati, tulang dan kulit.
  • Mengkonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi selama satu tahun atau lebih telah dikaitkan dengan kerusakan saraf yang dapat mengganggu pergerakan tubuh (gejalanya seringkali hilang setelah suplemen dihentikan).
  • Dosis vitamin C di atas satu gram dapat menyebabkan diare.
  • Kelebihan vitamin D dapat meningkatkan resiko batu ginjal.
  • Vitamin E dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pendarahan di otak yang mengakibatkan stroke.
  • Vitamin K dapat mengganggu efek anti pembekuan darah.

Jadi, haruskah Anda mengkonsumsi suplemen vitamin? Untuk mengetahuinya Anda harus menanyakan diri sendiri. Apakah Anda sudah mengonsumsi makanan bergizi seimbang? Apakah Anda menjalani pola hidup sehat? Atau apakah Anda tergolong ke dalam orang-orang dengan kondisi khusus yang memerlukan suplemen vitamin?

Ikutilah anjuran dokter dan ahli gizi jika Anda memiliki kondisi medis tertentu yang memerlukan asupan suplemen vitamin. Selain itu, perbaikilah pola makan dan pola hidup Anda karena sumber vitamin terbaik berasal dari makanan dan bukan suplemen.


Referensi:
Harvard Medical School. Best source of vitamins? Your plate, not your medicine cabinet. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/best-source-of-vitamins-your-plate-not-your-medicine-cabinet. Diakses 19 April, 2020.
Harvard Medical School. Do you need a daily supplement?. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/do-you-need-a-daily-supplement. Dipublikasikan September, 2018. Diakses 19 April, 2020.
Harvard Medical School. The benefits of vitamin supplements. Harvard Health Publishing. https://www.health.harvard.edu/vitamins-and-supplements/the-benefits-of-vitamin-supplements. Dipublikasikan Agustus, 2015. Diakses 19 April, 2020.
National Cancer Institute. NCI Dictionary of Cancer Terms. National Cancer Institute. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/vitamin-and-mineral-supplements. Diakses 19 April, 2020.
NHS. Do I need vitamin supplements?. NHS. https://www.nhs.uk/common-health-questions/food-and-diet/do-i-need-vitamin-supplements/. Dipublikasikan 22 November, 2019. Diakses 19 April, 2020.
Victoria State Government. Vitamin and mineral supplements. Better Health Channel. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/vitamin-and-mineral-supplements. Diakses 19 April, 2020.


Kontributor : Nadia Rana Nabila
Mahasiswi semester 4 Sarjana Gizi FKM UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *