Reaksi Dalam Tubuh
Di dalam tubuh terdapat suatu reaksi yang disebut reaksi oksidasi, yaitu reaksi dimana oksigen bergabung dengan zat lain yang diikuti dengan pelepasan elektron dari suatu molekul, atom, antioksidan atau ion.
Molekul (penyusun sel) tidak stabil karena kehilangan satu elektronnya ini disebut sebagai radikal bebas yang mana dapat menyebabkan DNA bermutasi. Radikal bebas ini akan mencari elektron lain dari molekul lainnya dan siklus ini akan berulang sehingga akan semakin banyak radikal bebas yang terbentuk.
Hal ini dapat dicegah oleh antioksidan yang dapat menyumbangkan elektronnya pada radikal bebas tersebut sehingga radikal bebas tersebut tidak mengambil elektron dari molekul lainnya. Ketika jumlah radikal bebas melebihi jumlah antioksidan, maka sel akan mengalami stress oksidatif yang merusak sel.
Manfaat Antioksidan
- Meningkatkan imunitas tubuh.
Dapat mencegah kerusakan sel imun yang disebabkan oleh radikal bebas. - Mencegah terjadinya penyakit kronis.
Mutasi DNA yang terjadi karena radikal bebas dapat menimbulkan penyakit, seperti kanker. Dapat mencegah terjadinya penyakit jantung, katarak, diabetes, dan timbul infeksi.
Klasifikasi Antioksidan
Terdapat banyak sekali jenisnya, baik yang dihasilkan oleh tubuh maupun dari bahan pangan. Antioksidan diklasifikasikan sebagai berikut:
- Antioksidan enzimatik :
- Antioksidan primer : mendonorkan elektronnya pada radikal bebas awal sehingga tidak terbentuk radikal bebas lainnya. Contohnya adalah glutathione peroxidase, catalase, dan superoxide dismutase (SOD).
- Antioksidan sekunder : menangkap radikal bebas sehingga rantai reaksi radikal bebas berhenti. Contohnya adalah Glutathione reductase dan glukosa-6-fosfat dehydrogenase.
- Antioksidan non-enzimatik
- Vitamin A (karotenoid)
Karotenoid dapat bergabung dengan radikal bebas yang akan menyerang asam lemak sehingga tidak ada reaksi antara lipid dengan radikal bebas selanjutnya. Vitamin A banyak ditemukan di wortel, wortel, kangkong, brokoli, ikan, udang, dan telur. - Asam askorbat (vitamin C) : Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat sehingga perlu mendapatkannya melakui konsumsi makanan. Senyawa antioksidan asam askorbat berupa L-ascorbic acid dan L-dehydroascorbic. Dapat menetralkan oksigen reaktif seperti hydrogen peroxide, hydroxyl radical, singlet oxygen, dan reactive nitrogen oxide. Vitamin C banyak ditemukan di jambu biji, strawberry, jeruk, papaya, dan brokoli.
- Vitamin E
Sesuai sifatnya yang larut dalam lemak, alfa-tocopherol akan bereaksi dengan radikal lipid dari reaksi peroksidasi lipid sehingga tidak terjadi reaksi lanjutan yang dapat merusak membran. Vitamin E banyak ditemukan di kacang-kacangan, bayam, alpukat, dan manga. - Glutathione
Disintesis di dalam tubuh. Glutathione ini adalah peptida yang mengandung sistein. Gugus tiol pada sistein merupakan agen pereduksi yang dapat dioksidasi juga. - Melatonin
Melatonin disebut sebagai antioksidan terminal sebab setelah bereaksi dengan radikal bebas, ia tidak dapat tereduksi kembali sehingga terbentuk molekul stabil. - Flavonoid
Gugus fenolik hidroksil dapat berperan sebagai agen pereduksi, pendonor hydrogen, dan antioksidan yang bergabung dengan radikal superoksida.
Antioksidan merupakan senyawa yang penting untuk mencegah kerusakan sel. Antioksidan banyak terkandung di dalam buah dan sayur-sayuran sehingga kita bisa mendapatinya dengan mudah.
Referensi :
A. Hamid, O. O. A. L. A. U. O. M. A. a. A. L., 2010. Antioxidants: Its medicinal and pharmacological. African Journal of Pure and Applied Chemistry, 4(8), pp. 142-151.
Gowder, S. K. M. a. S. J. T., 2015. Members of Antioxidant Machinery and Their Functions. [Online] Available at: https://www.intechopen.com/books/basic-principles-and-clinical-significance-of-oxidative-stress/members-of-antioxidant-machinery-and-their-functions [Accessed 15 April 2020].
Kontributor : Muthia Syifa
Mahasiswi semester 4 Sarjana Gizi FKM UI