Mengapa masyarakat harus mengonsumsinya Vitamin E ?

Jumlah kasus COVID-19 kian hari kian bertambah, masyarakat diminta untuk tetap di rumah dan melakukan upaya-upaya pencegahan yang telah pemerintah anjurkan. Anjuran yang diberikan Kementerian Kesehatan RI terhadap masyarakat dalam mencegah penularan COVID-19 ini adalah konsumsi gizi seimbang, di antaranya yaitu Vitamin E yang merupakan vitamin larut lemak, menjadi anjuran Kemenkes RI karena dapat menjadi antioksidan (pencegah kerusakan sel) yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh di tengah pandemi COVID-19.

Apa saja manfaatnya dalam tubuh?

Serangan virus atau bakteri dapat mempengaruhi sistem pertahanan tubuh. Ketika organisme terinfeksi virus maka akan menimbulkan stress oksidatif yang akan memicu oksidasi radikal bebas pada membran sel. Radikal bebas sendiri adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan.

Radikal bebas akan mengambil elektron pada molekul terdekatnya, sehingga molekul yang diserang akan menjadi radikal bebas. Setelah molekul kehilangan elektron, molekul akan memulai reaksi berantai yang menyebabkan kerusakan pada sel.

Ketika semua membran sel terpapar radikal bebas kemudian rusak, maka infeksi virus akan berlanjut dengan patologi yang parah dan mengakibatkan kerusakan serius pada semua tingkat dalam tubuh (sel, jaringan, organ, dsb.). Namun dengan adanya vitamin E, radikal bebas dapat dihilangkan karena vitamin E akan menyumbangkan elektronnya, sehingga radikal bebas menjadi molekul yang stabil.

Serangan virus juga bisa dilawan dengan sistem imunitas tubuh langsung tanpa adanya proses radikal bebas. Serangan tersebut dapat dilawan dengan mengonsumsi vitamin E, karena telah terbukti bahwa vitamin E menstimulasi pertahanan tubuh, meningkatkan respon imun humoral dan sel, serta meningkatkan fungsi fagositosis (penelanan atau penghancuran mikroorganisme dan benda asing oleh sel fagosit).

Terdapat efek yang nyata pada penyakit menular di mana imun fagositosis terlibat, tetapi kurang efektif jika pada kasus pertahanan kekebalan yang diperantarai sel. Namun, suplemen vitamin E secara signifikan dapat meningkatkan fungsi imun yang diperantarai sel dan humoral pada manusia, terutama pada manula.

Fungsi Vitamin E

Lebih lengkapnya, berikut adalah fungsi vitamin E dalam tubuh.

  1. Mencegah stress oksidatif dengan cara memproteksi membran sel yang mencegah terjadinya peroksidasi lemak.
  2. Mengatur agregasi trombosit dan aktivasi protein kinase C (pada penggumpalan darah)
  3. Mencegah berbagai penyakit, di antaranya penyakit kardiovaskular, kanker, katarak, penyakit Alzheimer, HIV dan AIDS (untuk AIDS/HIVmasih perlu diteliti lagi)
  4. Meningkatkan imunitas

Selain penyakit yang disebutkan di atas, vitamin E juga telah ditemukan memainkan peran bermanfaat dalam penyakit lain, seperti fotodermatitis, nyeri haid / dismenorea, pre-eklampsia dan tardive dyskinesia, ketika dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C.

Berapa jumlah yang dibutuhkan dalam sehari?

Tabel Angka Kecukupan Vitamin E yang Dianjurkan per orang per hari

Kelompok UmurVitamin E (mcg)
Bayi/Anak 
0 – 5 bulan*4
6 – 11 bulan5
1 – 3 tahun6
4 – 6 tahun7
7 – 9 tahun8
Laki-laki 
10 – 12 tahun11
13 – 15 tahun15
16 – 18 tahun15
19 – 29 tahun15
30 – 49 tahun15
50 – 64 tahun15
65 – 80 tahun15
80+ tahun15
Perempuan 
10 – 12 tahun15
13 – 15 tahun15
16 – 18 tahun15
19 – 29 tahun15
30 – 49 tahun15
50 – 64 tahun15
65 – 80 tahun20
80+ tahun20
Hamil (+an) 
Trimester 1+0
Trimester 2+0
Trimester 3+0

*Pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-5 bulan bersumber dari pemberian ASI Eksklusif
Sumber tabel: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia

Dari mana saja kita bisa mendapatkannya?

Berikut merupakan sumber-sumber makanan yang mengandung vitamin E per 100 gr bahan makanan.

Sumbermg/(100 gr)
Minyak bibit gandum150
Minyak bunga matahari41
Minyak kenari95
Minyak kacang-kacangan15-26
Minyak kelapa15
Minyak zaitun14
Krokot12,2
Bayam, lobak cina1,5 – 3,4
Buah alpukat2
Sayuran hijau0,13 – 0,22
Asparagus1,1 – 1,5
Minyak Wijen1,4
Buah kiwi1,5
Brokoli0,78 – 1,5
Labu-labuan0,8 – 1
Kentang0,26 – 0,94
Mangga0,9
Tomat0,54 – 0,56
Pepaya0,3

Tabel Sumber Vitamin E (Sumbono, 2016)


Referensi :
Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. (2000). Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. Washington, DC: National Academy Press.
Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. (2020). Tingkatkan kekebalan tubuh, kurangi risiko COVID-19. Available at: https://www.covid19.go.id/portfolio-items/tingkatkan-kekebalan-tubuh-kurangi-risiko-covid-19/
Jacoby, D.B., Choi, A.M. (1994). Infuenza virus induces expression of antioxidant genes in human epithelial cells. Free Radical Biology and Medicine. 16: 821-824.
Institute of Medicine (US) Panel on Dietary Antioxidants and Related Compounds. (2000). Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoids. Washington (DC): National Academies Press (US). 6, Vitamin E. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK225461/
Marks, D.B., Marks, A.D., Smith, C.M. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. EGC.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2003). Harper’s Illustrated Biochemistry 28th ed. New York : Lange Medical Publications
Rizvi, S., Raza, S. T., Ahmed, F., Ahmad, A., Abbas, S., & Mahdi, F. (2014). The role of vitamin e in human health and some diseases. Sultan Qaboos University medical journal. 14(2): 157–165.
Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Deepublish.


Kontributor: Mutiara Liswanda
Mahasiswi semester 4 Sarjana Gizi FKM UI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *